AsikBelajar.Com | Artikel ini berjudul Tahapan Perkembangan Membaca pada Anak Usia Kelompok Bermain (Usia 3-4 Tahun) sebagai bahasan yang berhubungan dengan Perkembangan Membaca pada Anak pada buku Siti Aisyah sebagai kelanjutan dari sub bab item 2 tentang TODDLER (18-36 Bulan) Belajar Mencintai Buku. Adapun artikel selengkapnya adalah sebagai berikut:
3. Anak Usia Kelompok Bermain (Usia 3-4 Tahun) Menjelajahi Dunia dengan Kata-kata
Pada tahap ini, anak menggunakan semua kemampuan bahasa yang telah berkembang untuk menjadi seorang “pembicara besar” dan mengembangkan kesadarannya tentang kekuatan bahasa tulis. Orang tua dan pengasuh anak kelompok bermain dapat membantu anak berkembang menjadi pembaca dan | penulis melalui bermain dengan huruf dan suara, melakukan bermain peran dengan menggunakan karakter dari buku-buku, dan banyak membaca buku bersama.
Melalui pengalamannya sehari-hari, anak usia kelompok bermain belajar semakin banyak tentang sesuatu yang terjadi di dunia dan di mana dia berada, Pada waktu bersamaan, dia dapat menggunakan kemampuan kosa kata dan bahasa yang pernah berkembang pada dirinya untuk berbagi hasil pengamatan, ide-ide, dan dunia hayalan dengan anak dan orang dewasa lainnya. Anak dapat menjadi penutur cerita yang menyenangkan, lawan bicara yang benar-benar terlibat, dan negosiator. Selama dalam masa usia kelompok bermain, anak akan menyadari bahwa dunia diisi oleh huruf-huruf dan mulai mengenali kata-kata yang sering dilihat.
Melalui percakapan ringan dan membaca bersama, kita dapat menolong anak usia kelompok bermain menjadi anak yang sangat senang membaca dan menulis. Hal ini termasuk membaca dan berbicara bersama dengan anak setiap hari mengenai sesuatu yang menarik baginya. Kita dapat menggunakan pengalaman sehari-hari seperti mengantri, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan naik bis menjadi awal pembicaraan. Dengan berbicara mengenai ide, pengamatan, dan perasaan anak, kita sesungguhnya sedang menyiapkan anak untuk membaca dan menulis tentang dunia. #6.16
a. Perkembangan mendengar
Anak dapat memahami bahasa yang lebih kompleks. Kosa kata anak usia kelompok bermain berkembang dengan cepat, dan hal ini mendukung kemampuannya berbicara tentang topik yang luas, mulai dari dinosaurus sampai kepada boneka di rumah. Anak kecil juga dapat memahami bahasa yang lebih panjang dan kompleks, seperti sebuah perintah. Sebagai contoh, anak kecil dapat memahami permintaan orang tua atau pengasuh untuk “menyingkirkan puzzle, menemukan baju, dan dan menghampiri ia di lantai.”
Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar. Bermain adalah pekerjaan anak-anak, dan dia sering bermain dengan serius. Sebagai akibatnya, kadang-kadang anak mulai terlarut dalam kegiatannya sehingga mungkin tidak merespon permintaan kita.
Anak senang mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Cerita dengan alur yang menarik dan terdiri dari macam-macam karakter akan membangkitkan imajinasi anak. Anak senang dengan cerita fantasi ini.
Anak mengenali dan senang dengan irama. Anak-anak menikmati, mendengar, dan bermain bahasa dengan bertepuk tangan panjang mengiringi lagu kesenangannya atau tertawa pada irama yang aneh. Dapat mendengar irama dalam bahasa adalah langkah penting untuk mengembangkan “kesadaran tentang bunyi,” yang termasuk kemampuan mendengar suara dalam bahasa.
b. Perkembangan berbicara
Anak sudah mulai mampu berpartisipasi dalam percakapan yang lebih panjang dan lebih fokus. Beberapa anak usia kelompok bermain menjadi “pembicara besar”. Kosa katanya meningkat sebagaimana ia belajar dan memahami lebih banyak kata-kata. Apakah berbicara tentang buku yang dibacanya, peralatan yang dilihat pada saat orang membetulkan jalan, atau apa yang ingin dilakukan besok di taman, pembicaraan anak usia kelompok bermain pada umumnya lebih terfokus “pada topik” dibandingkan pada masa-masa toddler. Beberapa anak tampak seperti berbicara menyerupai paragraf dan bukan sekedar kalimat. Yang lain lebih senang mengamati kata-kata daripada mengatakannya.
Anak usia kelompok bermain mulai mengucapkan apa yang dilakukannya. Orang tua dan pengasuh mungkin mendengar anak pra sekolah “berfikir dengan suara keras.” Anak mungkin akan berbicara keras saat memecahkan masalah, mengendalikan prilakunya, dan terlibat dalam #6.17
permainan pura-pura. Ini adalah perubahan penting dalam berfikir dan perkembangan bahasa anak, menandakan munculnya kemampuan merencanakan tindakan dan terefleksi pada dirinya pada saat ia melakukannya.
Anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasa sendiri, khususnya orang atau binatang kesayangan. Sebagai contoh, mainan kelinci dinamakan “cici,” atau mainan monyet dinamakan “moni”. Kadang-kadang penggunaan bahasa yang kreatif ini menjadi lucu, kadang-kadang membingungkan, atau kadang-kadang tidak dapat dipahami.
Anak belajar kekuatan bahasa. Pada saat anak menyadari bahwa ia mempunyai kekuatan untuk membuat sesuatu terjadi di dunia ini, dia juga menemukan kekuatan bahasa. Merupakan hal yang normal bagi anak mencoba kekuatan ini sesekali melalui bahasa yang menjengkelkan atau bentuk bahasa yang bersifat menyerang. Kejadian ini, meskipun tidak selalu dapat diterima oleh orang tua dan pengasuh, namun menyediakan ruang . untuk orang dewasa mengajarkan dampak dari kata-kata pada orang lain.
c. Perkembangan menulis
Anak mulai membuat huruf yang sebenarnya. Inilah huruf sebenamya yang pertama sering muncul secara tidak sengaja selama masa mencoretcoret (scribble) “Lihat, saya membuat ‘O’!” Beberapa anak usia 4 tahun mungkin mulai menulis namanya. Memajang tulisan huruf pertama ini, pada kulkas atau pintu kamar anak, dengan jelas menandakan bahwa ini adalah prestasi yang sebenarnya. Oleh karena itu kita dan ia seharusnya merasa bangga.
Anak akan meminta tolong di dalam belajar menulis huruf. Sebagaimana ia telah mulai mengobservasi bahwa menulis adalah aktivitas penting untuk orang dewasa, anak mungkin ingin belajar menulis “sesungguhnya”. Anak kecil senang belajar bagaimana membuat huruf dari namanya sendiri dan huruf lain yang “penting” dan sering dipergunakan seperti “mama,” “sayang,” dan “ke” atau “di”.
Anak mulai memperlihatkan ketertarikan pada apa yang ditulis orang dewasa. Pada saat anak melihat kita menulis daftar, surat, dan lain-lain, ia mungkin ingin melakukan hal yang sama. Kita dapat mendukung tulisannya (menulis pura-pura atau sesungguhnya) dengan memberikan macam-macam bahan yang telah tersedia (pulpen, pensil, krayon, buku catatan, kertas, kertas #6.18
wama, dsb.). Anak kecil mengembangkan percaya diri dalam menulis ketika dia terlibat dalam aktivitas menulis yang sebenarnya. Sebagai contoh, beberapa anak usia kelompok bermain merasa senang ketika orang dewasa meminta dia membantu menulis daftar belanjaan atau catatan lainnya.
Anak akan mulai tertarik dalam mengetik atau menggunakan komputer. Hal ini khususnya terjadi dalam keluarga dan situasi dimana orang dewasa biasa menggunakan komputer atau mesin tik. Jumlah konsentrasi dan kontrol pada otot tangan yang dibutuhkan untuk penggunaan komputer atau keyboard dalam hal ini sangat penting, sehingga dukungan orang dewasa menjadi sangat penting pula.
d. Perkembangan membaca
Anak mulai mengenali kata-kata yang sudah terbiasa. Anak kecil mungkin mempelajari seluruh kata-kata yang dapat ia lihat, seperti tanda STOP, sebelum ia mempelajari huruf-hurufnya. Anak kecil mungkin juga belajar lambang dan simbol, sehingga pada saat dia melewati restauran yang dikenalnya, dia mungkin akan menunjuk huruf yang diketahuinya, seperti “M” untuk Mc Donald.
Anak mempelajari cerita yang mempunyai susunan yang jelas dan bagian-bagian yang spesifik. Pada saat anak mendengarkan cerita, dia belajar bahwa cerita yang baik mempunyai awal, tengah, dan akhir cerita. Dia juga belajar memprediksi, berdasarkan halaman muka buku, akan seperti apa ceritanya, juga apa yang akan terjadi berikutnya atau bagaimana cerita akan berakhir. Anak kecil belajar bahwa ada karakter-karakter dalam cerita dan bahwa waktu dan tempat terjadinya cerita adalah sesuatu yang ingin diketahui pendengar. Anak akan membandingkan karakter-karakter dalam buku dengan dirinya atau dengan orang-orang yang dia kenal.
Anak mungkin pura-pura membaca. Anak yang sering dibacakan cerita akan pura-pura membaca buku untuk dirinya sendiri atau kepada boneka mainannya atau binatang peliharaannya, dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri dari cerita yang didengarnya. Orang tua dan pengasuh mungkin juga menemukan anak kecil bekerjasama berpura-pura membaca di saat dia bermain–“membaca” resep pada saat dia membuat kue atau “membaca” daftar belanjaan pada saat dia meletakkan belanjaan di keranjang.
Anak-anak mulai menyadari bahwa dunia dipenuhi huruf-huruf. Selama masa usia kelompok bermain, beberapa anak kecil akan dapat mendeklamasikan atau menyanyikan huruf-huruf. Dia mungkin mulai #6.19
mengenali huruf-huruf yang sering dilihatnya, khususnya huruf-huruf pada namanya, selanjutnya huruf dari nama ayahnya, nama saudara kandungnya dan nama teman-temannya. Menemukan huruf yang dikenalinya di rumah, di sekolah, atau di toko kelontong, sangat menyenangkan bagi anak kecil, dan dia akan memberi tahu orang tua atau pengasuh seperti “saya menemukan N besar yang lain !” atau “Hey, ada t kecil !”
Bacalah berulang-ulang buku kesayangan anak kecil setiap hari. Membaca buku dengan irama membantu mengembangkan kesadaran anak mengenai bunyi dalam bahasa kita, suatu kemampuan yang sering dihubungkan dengan keberhasilan membaca pada tingkat-tingkat awal. Anak kecil juga senang pada buku yang dapat ditebak dengan menggunakan ingatannya. #6.20
Sumber:
Aisyah, Siti. 2008. Materi Pokok Perkembangan dan Konsep dan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 6.16 – 6.20.
Leave a Reply