Merujuk pada pendapat Edward Sallis (1993) dalam Danim (2008:54-55), sekolah yang bermutu becirikan sebagai berikut:
- Sekolah berfokus pada pelanggan baik pelanggan internal maupun eksternal. Pada sekolah yang bermutu, totalitas perilaku staf, tenaga akademik, dan pemimpin melakukan tugas pokok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Edward Sallis (1993) pelanggan jasa umumnya dan sekolah khususnya adalah semua pihak yang memerlukan, terlibat di dalam, dan berkepentingan terhadap jasa pendidikan itu. Pelanggan sekolah terdiri dari tiga komponen utama. Pertama, pelanggan primer, adalah siswa atau pihak-pihak yang menerima jasa pendidikan secara langsung. Kedua, pelanggan sekunder, adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mutu jasa pendidikan. Seperti, orang tua siswa, instansi atau penyandang dana beasiswa, pemeritah yang menanggung biaya pendidikan yang bersangkutan, tenaga akademik dan tenaga administrasi sekolah. Selanjutnya ketiga, pelanggan tersier, adalah pelanggan yang terkait langsung dengan pelayanan jasa pendidikan, tetapi berkepentingan terhadap mutu jasa layanan kependidikan itu karena mereka memanfaatkan hasil jasa layanan. Seperti, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.
- Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dalam makna ada komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
- Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya.
- Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat pim-pinan, tenaga akademik, maupun tenaga administrasi.
- Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrument untuk berbuat benar pada peristiwa atau kejadian berikutnya.
- Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik perencanaan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
- Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya.
- Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
- Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kearah kerja secara vertikal dan horizontal.
- Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
- Sekolah memandang dan menempatkan kualitas yang telah dicapai seba-gai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
- Sekolah memandang kualitas sebagai jalan integral dari budaya kerja.
- Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.
2 Comments
14. bapak dan ibu gurunya murah senyum
ReplyDeleteTrmkash informasi ttg sekolah yang baik. blog saya parhakanpkn.blogspot.com.Info: waktu UKG 2015 kemarin saya dapat nilai mapel pkn hanya 75 saja, ada info lah: berapa nilai UKG Pkn SMP yang paling tinggi
ReplyDeleteBerikan Komentar Terbaik Anda Disini [NO SPAM, SARA n PORN]. Terima Kasih