Selain kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran secara langsung saja (Indrawati, 2009: 24). Sementara Puskur Balitbang Diknas (2002: 9), mengidentifikasi Beberapa Keterbatasan Pembelajaran Tematik (jika digunakan di SMP atau SMA), antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut :
- Aspek Guru : guru harus berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak berfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran tematik akan sulit terwujud
- Aspek Peserta Didik : pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif "baik", baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menghubungkan). Bila kondisi ini tidak dimiliki , maka penerapan model pembelajaran tematik ini sangat sulit dilaksanakan.
- Aspek Sarana dan Sumber Pembelajaran : pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang , memperkaya dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran ini akan terhambat.
- Aspek Kurikulum : kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
- Aspek Penilaian : pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
- Aspek Suasana Pembelajaran : pembelajaran tematik berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan "tenggelamnya" bidang kajian lain. Dengan lain kata, pada saat mengajar sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
Sumber : Trianto, M.Pd (2010) berjudul Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.
Penerbit : PT. Prestasi Pustakaraya - Jakarta. Hal. 90-91
0 Comments
Berikan Komentar Terbaik Anda Disini [NO SPAM, SARA n PORN]. Terima Kasih