Karena keresahan diriku tentang ingin tahu bagaimana sehat tidaknya sebuah organisasi, maka untuk menyalurkan rasa keinginan tahuku (Curiosity) dengan mencoba berkomunikasi dengan AI dan isi hasilnya...tentang ciri-ciri organisasi yang sakit. Berikut adalah artikelnya:
💔 Mengenali Gejala: 10 Ciri Utama Organisasi yang "Sakit"
Sebuah organisasi, layaknya makhluk hidup, dapat mengalami periode sakit atau ketidaksehatan. Kondisi ini bukan hanya tercermin dari angka laba yang menurun, tetapi juga dari gejala-gejala internal yang merusak moral, produktivitas, dan budaya kerja. Mengidentifikasi "penyakit" ini adalah langkah pertama untuk penyembuhan.
Berikut adalah 10 ciri utama yang menandakan bahwa sebuah organisasi berada dalam kondisi yang tidak sehat atau "sakit":
1. Komunikasi yang Tersumbat atau Beracun
Dalam organisasi yang sehat, informasi mengalir secara transparan, baik secara vertikal maupun horizontal. Organisasi yang sakit justru memiliki komunikasi yang tersumbat, didominasi oleh gosip, atau bersifat manipulatif. Karyawan sering mendapatkan informasi yang tidak jelas atau terlambat, yang berujung pada kebingungan, kecurigaan, dan terciptanya faksi-faksi internal.
2. Tingginya Turnover dan Rendahnya Moral Karyawan
Jika karyawan berbakat sering meninggalkan perusahaan (tinggi turnover), ini adalah sinyal bahaya. Hal ini diperparah dengan rendahnya moral karyawan yang tersisa. Mereka kehilangan motivasi, sekadar memenuhi tugas minimal (quiet quitting), dan tidak lagi memiliki sense of ownership terhadap tujuan organisasi.
3. Kepemimpinan yang Acuh Tak Acuh (Absentee Leadership)
Pemimpin seharusnya menjadi pemandu dan panutan. Dalam organisasi yang sakit, kepemimpinan cenderung acuh tak acuh, hanya sibuk dengan kepentingan politik internal, atau gagal membuat keputusan yang jelas dan tepat waktu. Mereka mungkin tahu masalahnya, tetapi memilih untuk tidak bertindak atau berharap masalah tersebut akan hilang dengan sendirinya.
4. Prioritas Visi Pribadi Mengalahkan Visi Organisasi
Ketika anggota tim atau manajer lebih berfokus pada mencapai target pribadi, mendapatkan pujian, atau mempertahankan kekuasaan dibandingkan mencapai tujuan kolektif organisasi, struktur tersebut mulai runtuh. Kompetisi internal yang merusak menggantikan kolaborasi.
5. Mengulang Kesalahan yang Sama Berulang Kali
Kegagalan untuk belajar dari pengalaman adalah ciri mendasar. Organisasi yang sakit gagal melakukan analisis akar masalah (root cause analysis) dan memperbaiki prosesnya. Masalah-masalah yang seharusnya sudah diselesaikan, seperti keterlambatan pengiriman atau konflik tim, muncul kembali secara rutin.
6. Budaya Saling Menyalahkan dan Minim Akuntabilitas
Dalam lingkungan yang tidak sehat, ketika terjadi kesalahan, energi tim dihabiskan untuk mencari kambing hitam alih-alih mencari solusi. Akuntabilitas individu sangat rendah, dan manajemen sering kali menyalahkan tim pelaksana tanpa melihat kegagalan dalam sistem atau proses yang mereka buat.
7. Stagnasi dan Penolakan terhadap Inovasi
Dunia bisnis terus berubah. Organisasi yang sakit biasanya terperangkap dalam zona nyaman dengan dalih "Ini adalah cara kami selalu melakukan pekerjaan" (This is how we've always done it). Mereka lambat dalam mengadopsi teknologi baru, menolak ide-ide segar dari karyawan, dan gagal beradaptasi dengan kebutuhan pasar.
8. Silo Fungsional yang Kaku
Silo adalah kondisi di mana departemen-departemen bekerja secara terpisah tanpa koordinasi atau berbagi informasi yang efektif. Organisasi yang sakit memiliki dinding tebal antar-departemen (misalnya, Marketing vs. Sales), sehingga menciptakan inefisiensi, duplikasi kerja, dan target yang saling bertentangan.
9. Proses Pengambilan Keputusan yang Terlalu Lambat
Birokrasi yang berlebihan adalah penyakit kronis. Jika setiap keputusan, sekecil apa pun, membutuhkan banyak persetujuan, pertemuan yang tak berujung, dan waktu berhari-hari untuk dieksekusi, organisasi akan kehilangan momentum dan peluang di pasar yang cepat.
10. Indikasi Perilaku Tidak Etis atau Korupsi
Gejala yang paling parah adalah munculnya perilaku tidak etis, konflik kepentingan, atau bahkan korupsi. Ketika standar moral dan integritas dilanggar tanpa adanya konsekuensi yang jelas, ini menunjukkan bahwa nilai-nilai inti organisasi telah membusuk.
Kesimpulan
Mendiagnosis "penyakit" dalam organisasi memerlukan keberanian untuk melihat ke dalam. Jika beberapa dari ciri-ciri di atas teridentifikasi, intervensi yang cepat dan terencana—mulai dari perbaikan budaya, peninjauan ulang kepemimpinan, hingga perbaikan proses—sangat diperlukan untuk mengembalikan organisasi ke jalur kesehatan dan produktivitas.
Apakah Anda ingin menambahkan atau fokus pada aspek tertentu dari artikel ini? Misalnya, tentang peran manajemen dalam penyembuhan organisasi. Sebagai bahan renungan, apakah tempat kita bekerja sudah ada terdapat ciri-ciri tersebut? IMHO.

0 Comments
Berikan Komentar Terbaik Anda di sini [NO SPAM, SARA n PORN]. Terima Kasih