Google Untuk Semesta - AsikBelajar.Com. Ketika bertugas di daerah Papua tahun 1999, kami mendapat fasilitas komunikasi yang relatif canggih untuk ukuran saat itu dari kantor pusat. Kantor kami yakin, saat itu penggunaan internet untuk pelaporan (via e-mail dll) sudah sanggat murah dan cepat dibanding media modem radio yang masih banyak kendala. Peran Faximile dan modem radio hampir kami tinggalkan saat itu. Namun ada satu kendala yang masih kami hadapi. Di Merauke dimana kami berkantor belum ada fasilitas titik layanan seperti saat itu WASANTARANET milik Kantor POS Indonesia, kami terpaksa terdaftar di Jaya Pura. Ini juga satu kendala. Tentu saja hal ini mahal. Sementara kantor pusat dan daerah lainya sudah menggunakan fasilitas MEGANET saat itu.


Terlepas beda harga (karena kami harus dari Merauke - Jayapura) dan kendala yang ada saat itu, terus terang kami sudah sangat terbantu terhadap informasi yang kami butuhkan. Tim MIS kami sangat yakin saat itu bahwa biaya yang kami keluarkan sebanding dengan yang kami dapatkan. Akhirnya itu terbukti setelah WASANTARANET hadir ke daerah.
Itulah saatku pertama mengenal google lewat browser Internet Eksplorer dengan Windows era tahun 80-an. Saat itu tampilan Google rasanya masih begitu lugu dan polos. Tapi justru kepolosan itulah kami mudah menggunakannya.
Berjalannya waktu aku mengenal Google Map dan Google Eart yang banyak sekali membantu kami di bidang perpetaan. Banyak potensi lapangan yang dapat kami gali dalam waktu singkat, padahal dulunya dikerjakan lama dengan biaya mahal, dengan google eart menjadi sangat singkat dan murah.
Sudut Berbagi Dari Google
Saat ini ada yang harus kita belajar dari cara google berbagi. Bukan karena aku bagian dari publisher google bukan itu. Menurutku Google hadir ingin membantu orang-orang mudah mencari informasi yang mereka butuhkan. Dari memudahkan orang itulah dia mendapat "berkah". Sekarang bukan hanya urusan dunia, tapi juga urusan "alam semesta". Ini pesan dari Google adalah berbagi dulu baru dapat berkah.
Kritik Kebijakan 80:20
Kalau tidak salah google menerapkan 80% kerja dan 20% santai. Mungkin ini perlu dievaluasi lagi. Bagaimana jika dibalik. 20% kerja dengan hasil 80% hasil optimal yang google dapat. Dengan fasilitas yang google miliki justru kebijakan 20:80 sangat relevan. Inovasi dan kreativitas yang merupakan kunci akan lebih tergali lagi.
Maaf jika ktitik ini kurang berkenan. Kami sudah terlanjur sayang dengan Google. Karena aku merasa bagian darinya, walau cuma pulisher yang tidak kau kenal dan perhitungkan.
2 Comments
Benar sekali mas, google memang untuk dunia
ReplyDeleteMakasih sdh mampir gan...yuk aku ke tempatmu yach...
DeleteBerikan Komentar Terbaik Anda Disini [NO SPAM, SARA n PORN]. Terima Kasih