Proses Pengambilan Keputusan

Agar individu mencapai hasil yang maksimal  maka proses pengambilan keputusan harus  rasional.  Model  pengambilan  keputusan  rasional  melalui  enam  langkah,  yaitu  (1) menetapkan masalah, (2) mengidentifikasi kriteria keputusan, (3) mengalokasikan bobot pada kriteria, (4) megembangkan alternatif, (5) mengevaluasi alternatif, dan (6) memilih alternatif yang terbaik.
 Menurut Robbins, model  pengambilan keputusan rasional di  atas didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (1) kejelasan masalah dan masalahnya tidak mendua, (2) pilihan- pilihan diketahui, yaitu semua kriteria dapat diidentifikasi dan disadari konsekuensinya, (3) pilihan yang jelas, yaitu kriteria dan alternatif dapat diperingkatkan dan dipertimbangkan, (4) tidak ada batasan waktu dan biaya, dan (6) mengambil keputusan secara maksimal yang menghasilkan nilai yang dirasakan paling tinggi.
Agar keputusan yang diambil dalam kerangka MBS memberi hasil yang maksimal, proses pengambilan keputusan harus didasari pada adanya informasi selengkap mungkin. Bagaimana keputusan dibuat pada tingkat sekolah dalam kerangka MBS ini? terdapat empat langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu pertama, mula-mula sekolah membentuk Dewan Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, perwakilan guru, orang tua siswa, anggota masyarakat,  staf  sekolah  dan  siswa. Kedua, Dewan  Sekolah  melakukan  pengukuran kebutuhan (need assesment) sekolah. Ketiga, Dewan Sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur. Keempat,     langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan yang bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu (a) Dewan Sekolah memberi saran kepada kepala sekolah, yang selanjutnya kepala sekolah memutuskannya, dan (b) Dewan Sekolah mengambil keputusan sendiri. Kepala sekolah memiliki peran yang besar dalam proses pengambilan keputusan seperti ini.
Pengambilan  keputusan  rasional  membutuhkan  kreativitas  yaitu  kemampuan menggabungkan gagasan dalam satu cara yang unik, atau untuk membuat asosiasi yang luar biasa diantara gagasan-gagasan. Untuk merangsang kreativitas dalam pengambilan keputusan ada beberapa metode. Pertama, metode instruksi langsung yang didasarkan pada bukti bahwa orang  cenderung  menerima  penyelesaian  yang  jelas  dan  mendorong  individu  untuk mewujudkan  kemampuannya.     Kedua, metode  penyusun-an  atribut  dimana  pengambil keputusan mengisolasikan karakteristik dari alternatif tradisional. Setiap atribut utama dari alternatif dipertimbangkan. Ketiga, metode pemikiran lateral atau     zig-zag yang merupakan pengganti  pemikiran  vertikal  (linear)  yang  lebih  tradisional.  Dengan  pemikiran  lateral, individu menggunakan pemikiran yang menyimpang, yang tidak mngembangkan suatu pola tetapi  penstrukturan  pola  yang  tidak  berurutan. Keempat, metode syntetik,     yaitu menggunakan analogi dan dasar pemikiran yang dibalikkan untuk membuat keakraban yang asing. Synetik dioperasikan berdasarkan pada anggapan bahwa kebanyakan masalah itu tidak baru. Tantangannya  adalah  memandang  masalah  secara  baru  sehingga  individu  harus mencoba cara yang akrab atau rutin, yang kita tempuh dalam melihat masalah.

Post a Comment

0 Comments