Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2018

Validitas eksternal: Pengertian & Rumus Dalam Arikunto

AsikBelajar.Com | Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Sebagai contoh, misalnya peneliti akan mengetahui validitas tes IPS. Caranya adalah mencobakan tes tersebut kepada siswa yang diambil sebagai subjek uji coba. Hasil yang diperoleh kemudian dikorelasikan dengan nilai IPS anak-anak tersebut, misalnya dari nilai tes sumatif atau nilai rapor. Nilai rapor ini dijadikan sebagai ukuran atau kriterium. Oleh karena letaknya ada di luar instrumen maka menghasilkan validitas eksternal. Rumus korelasi yg dpt digunakan adalah yg dikemukakan oleh Pearson. yg dikenal dgn rumus kolerasi product moment sebagai berikut: Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu: (1) ada tidaknya korelasi, (2 ) arah korelasi, dan(3 )besarnya korelasi. 1. Ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh...

Validitas Instrumen & Macamnya Sesuai Cara Pengujian

AsikBelajar.Com | Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub-variabel dan indikator baru memuaskan butir-butir pertanyaannya, peneliti sudah bertindak hati-hati. Apabila cara dan isi tindakan ini sudah betul, dapat dikatakan bahwa peneliti sudah boleh berharap memperoleh ins...

Keampuhan Instrumen Menurut Arikunto

AsikBelajar.Com | Di dalam penelitian maka dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. 1. Validitas, terdiri dari:     a. Validitas eksternal     b. Validitas internal 2. Reliabilitas, terdiri dari:     a. Reliabilitas eksternal     b. Reliabilitas internal Sumber: Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.211-223.

Pengadaan Instrumen Menurut Arikunto

AsikBelajar.Com | Apabila sudah tersedia instrumen yang terstandar, maka peneliti boleh meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Beberapa instrumen yang sudah distandardisasikan antara lain: tes inteligensi, tes minat, tes kemampuan dasar (tes bakat), tes kepribadian, dan beberapa tes prestasi belajar. Bagi instrumen yang belum ada persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penilaian, maka peneliti harus menyusun sendiri, mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba, merevisi. Jika sesudah diujicobakan ternyata instrumen belum baik, maka perlu diadakan revisi sampai benar-benar diperoleh instrumen yang baik. Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah: 1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi. 2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara. 3. Penyuntingan, yaitu m...

Kekeliruan yang Terjadi dalam Pengujian Hipotesis Menurut Arikunto

AsikBelajar.Com | Telah berkali-kali disebutkan bahwa perumusan hipotesis dilakukan secara hati-hati setelah peneliti memperoleh bahan yang lengkap berdasarkan landasan teori yang kuat. Namun demikian rumusan hipotesis tidak selamanya benar. Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah data terkumpul dan dianalisis ternyata bahwa hipotesis tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya mungkin seorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis yang salah tersebut terbukti, Keadaan ini akan berbahaya, apabila mengenai hipotesis tentang sesuatu yang berbahaya. Contoh: Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, memang ternyata anak-anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tersebut terbukti. Tentu saja kesimpulan ini salah menurut norma...