AsikBelajar.Com | Ini hanyalah sebuah pemikiran pribadi yang didasari dari informasi yang diuraikan di bawah ini. Pemikiran ini sebagai akibat dari keprihatinan pribadi ddari kondisi yang ada. Silakan baca tulisan di baah ini:
Menilik laporan UNDP (United Nations Development Programme) pada tahun 2013, akan terlihat rangking HDI (Human Development Index) Indonesia masih menempati urutan 121 dari 186 negara di dunia. Sementara negara tetangga kita memiliki rangking lebih baik, Singapura (18), Brunai (30), Malaysia (64), Thailand (103), dan Philipina (114). Selain itu OECD (Organization for Economic Co-operation dan Development) dalam kegiatan PISA (Programme for International Student Assesment) mengatakan anak-anak Indonesia menempati rangking 144 dari 145 negara (Kompas, 23 Desember 2013). Hal ini membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, dibutuhkan perhatian khusus terutama dengan banyaknya penduduk Indonesia tetapi tidak diimbangi dengan pemerataan pendidikan untuk menunjang keahlian dalam era revolusi ini. Artinya tugas tenaga pendidik mulai dari guru dan dosen mempunyai tugas yang berat agar rangking HDI (Human Development Index) Indonesia dapat di posisi yang layak di ASEAN.
Bulan November 2011 Sugiri Syarief (kepala BKKBN ketika itu) mengatakan, ledakan kependudukan Indonesia naik lima kali lipat setiap 100 tahun dibandingkan 100 tahun sebelumnya. Dikatakan tahun 1900 penduduk negeri ini barulah 40 juta. Pada 2000 membengkak menjadi 205,1 juta. Diprediksi pada 2100 ledakan itu akan berada pada angka 1 miliar, sesuatu yang sulit dibayangkan karena temponya hanya tinggal 85 tahun lagi. Saat ini Indonesia merupakan negara peringkat keempat penduduk terbanyak sedunia setelah China, India, dan Amerika. Tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia 265 juta jiwa, lebih besar ketimbang negara berkembang lain. Jumlah tersebut terbilang besar mengingat luas daratan Indonesia hanya 1,905 juta km, jauh lebih kecil dibanding luas daratan Cina (9,597 juta km2), Amerika Serikat (9,834 juta km2) dan India (3,287 juta km2). Ini adalah peluang bagi Indonesia untuk dapat mencari bibit-bibit unggul bangsa agar mampu bersaing.
Rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia adalah 7,7 tahun. Mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2010 yaitu 7,9 tahun. Ini merupakan kabar baik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Meskipun demikian taraf pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dengan taraf pendidikan yang masih tergolong rendah, pengangguran adalah masalah berikutnya yang harus dihadapi Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya masalah pendidikan di Indonesia yang masih sangat sulit untuk diatasi karena kurang meratanya pendidikan di Indonesia, sarana dan prasarana yang minim, dan mahalnya biaya pendidikan. Dari data ini perlunya kita evaluasi secara komprehensif tentang kurikulum yang ada selama ini.
Usulan untuk Para Guru dan Kepala Sekolah
Berpijak dari uraian di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para guru untuk dapat mengikuti era kekinian (baca: revolusi industri 4.0) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Apabila sekolah Anda belum memiliki fasiltas e-learning, gunakanlah aplikasi Google classroom untuk mengatasi keterbatan tersebut.
2. Kepala sekolah harus berprilaku sebagai agen perubahan dalam menyambut proses perubahan pembelajaran secara konvensional agar menjadi proses pembelajaran berbasis internet.
3. Sudah saatnya para guru diperkotaan mengoptimalkan KKG sebagai wadah berdiskusi dalam menyambut era revolusi industri 4.0.
4. Perlunya diadakan seminar, pelatihan dan worshop yang berkesinambungan dan terevaluasi bagi instansi terkait dalam kemampuan menganalisa data.
5. Bagi para guru dan dosen yang memiliki sertifikat pendidik diwajibkan membuat akun seperti Blog atau Google classroom untuk dapat dipergunakan dalam proses pmbelajaran.
Semoga pemikiran ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Indonesia tercinta.
Leave a Reply