AsikBelajar.Com | Tujuan Penanaman Nilai Moral kepada Anak Sebelum mempelajari materi ini, ingatlah materi yang baru saja dipelajari terutama yang menyangkut: perlunya pendidikan moral yang berkesinambungan, upaya penanaman nilai moral sejak masa kanak-kanak. Kalau memang demikian seharusnya, lalu apa tujuan penanaman nilai moral pada anak untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan tersebut pelajarilah materi berikut ini secara cermat.#4
Manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, sebagai lnakhluk sosial rnanusia tidak bisa lepas dari lingkungan kehidupan yang penuh dengan nilai dan norma. Nilai dan norma tersebut diperlukan oleh manusia untuk mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar mana yang salah dan sebagainya pemahaman yang baik terhadap nilai dan norma akan menyebabkan manusia hidup harmonis di lingkungannya. Sikap dan prilaku seseorang yang mengikuti aturan nilai dan norma yang terdapat di lingkungannya biasanya disebut perilaku moral. Sebaliknya seseorang yang tidak menghiraukan aturan nilai dan aturan norrna. Yang terdapat di lingkungannya dipandang memiliki perilaku buruk (tak bermoral). Sebagai contoh perhatikan gambar berikut ini:

Apakah perilaku seorang anak remaja yang dengan seenaknya duduk di atas menurut ukuran budaya masyarakat Indonesia dianggap sopan. Secara umummasyarakat Indonesia tentunya menganggap tidak sopan. Anak tersebut tidak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai moral dan norma yang baik.
Menurut William Damon dalam Shapiro (1997) agar menjadi manusia bermoral hams mendapatkan keterampilan emosional dan sosial sebagai berikut: #5
1. Harus mengikuti dan memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan yang buruk dan mengembangkan kebiasaan dalam hal perbuatan yang konsisten dengan sesuatu yang dianggap baik.
2. Mereka harus mengembangkan kepedulian perhatian dan rasa tanggung jawab atas kesejahteraan dan hak-hak orang lain, yang diungkapkan melalui sikap peduli, dermawan, ramah dan pemaaf.
3. Mereka harus merasakan reaksi emosi negatif seperti malu, bersalah, marah, takut dan rendah bila melanggar aturan moral. #6
Sumber:
Rakimahwati, 2012. Metodologi Pengembangan Moral, Agama, Disiplin, dan Afektif (Bahan Ajar). Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Hal.4-6.
Leave a Reply