AsikBelajar.Com | Ada 5 (lima) teori intelegensi yang berhubungan dengan perkembangan dengan kognitik anak usia dini, yaitu:
a. Teori Uni Factor
Pada tahun 1911, Wilhelm Stern memperkenalkan suatu teori tentang intelegensi yang disebut dengan “uni factor theory”. Teori ini dikenal sebagai teori kapasitas umum. Menurut teori ini, intelegensi #34
merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Sehingga reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan driri terhadap lingkungan atau memecahkan sesuatu masalah adalah bersifat umum. Kapsitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun aakibat belajar. Kapasitas umum (general kapasity) dikemukakan dengan kode “G”.
b. Teori “two factor”
Pada tahun 1904 yaitu sebelum Stern, seorang ahli matematika bernama Charles Spearmen, mengajukan sebuah teori tentang intelegnsi. Teori Spearmen itu terkenal dengan sebutan “two kinds of factos theory”. Spearmen mengembangkan teori intelegensi berdasarkan suatu faktor mental umum yang diberi kode “g”mewakili kekuatan mental umum yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental individu, sedangkan faktor-faktor “s” menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan. Orang yang intelegnsi mempunyai faktor “g” luas, ia dapat mempelajari bermacam-macam pelajaran seperti: matematika, bahasa, sains, sejarah dan sebagainya, dengan menggunakan berbagai symbol abstrak. Dan faktor “s” didasarkan pada gagasan, bahwa fungsi otak tergantung kepada ada atau tidaknya struktur atau koneksi yang tepat bagi situasi atau masalah tertentu yang khusus daripada otak, bukan karena struktur khusus otak. Faktor “s” lebih tergantung kepada organisasi neurologis yang berhubungan dengan kemampuan khusus.
c. Teori multi factors
Teori intelegensi multi factor dikembangkan oleh E.L. Thorndike, teori ini tidak berhubungan dengan konsep general ability. Menurut teori ini, intelegensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respons. Ketika seorang dapat menyebutkan sebuah kkata, menghafal sajak, menjumlahkan bilangan atau melakukan pekerjaan, itu berarti bahwa ia dapat melakukan itu karena terbentuknya koneksi- koneksi di dalam system syaraf akibat belajar atau latihan. Jadi intelegensi menurut teori ini adalahjumlah koneksi aktual dan potensial di dalam sistem syaraf. #35
d. Teori primary mental abilities
L.L. Thurstone telah berusaha menjelaskan tentang organisasi intelegensi yang abstrak, dengan menggunakan tes-tes mental serta teknik- teknik statistik khusus membagi intelegensi menjadi tujuh kemampuan primer, yaitu: 1) kemampuan numerical/matematika, 2) kemampuan verbal atau berbahasa, 3) kemampuan abstrak berupa visualisasi atau berfikir, 4) kemampuan menghubungkan kata-kata, 5) kemampuan membuat keputusan, baik induktif maupun deduktif, 6) kemampuan mengenal atau mengamati dan 7) kemampuan mengingat.
e. Teori sampling
Untuk menjelaskan tentang intelegensi. Godfrey H. Thomnson pada tahun 1916 mengajukan sebuah teorinya yang disebut teori sampling. Menurut teori ini, intelegensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman. Berbagai bidang pengalaman itu trekuasai oleh pikiran manusia tetapi tidak semuanya. Masing-masing bidang hanya terkuasai sebagian-sebagian saja dan ini mencerminkan kemampuan mental. Intelegensi berupa berbagai kemampuan yang over lapping. Intelegensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari kemampuan atau pengalaman dunia nyata. (Winansih, 2009:99-102) #36
Sumber:
Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal. 34 – 36.
Leave a Reply