AsikBelajar.Com | Dalam memahami dunia anak secara aktif, anak-anak menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi). Sebuah skema (schema) adalah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterprestasikan informasi. Skema bisa merentang mulai dari skema sederhana (seperti skema sebuah mobil) sampai skema kompleks (seperti skema tentang apa yang membentuk alam semesta).
Anak usia enam tahun yang mengetahui bahwalima mainan kecil dapat disimpan di dalam kitak kecil berukuran sama berarti ia sudah memnafaatkan skema angka atau jumlah. Minat piaget terhadap skema difokuskan pada bagaimana anak mengorganisasikan dan memahami pengalaman mereka.
Piaget (Jahja, 2013:119-1120) mengemukakan bahwa seorang individu dalam hidupnya akan selalu berinteraksi dengan lingkungan, dimana dalam interaksi ini akan memperoleh: Skemata yaitu schema yang berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam mengintrepretasi dan memahami dunia. Schema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan ini. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru di dappatnay digunakan untuk memodifiikasi, menambah atau mengganti skema yang sebelumny ada. Contoh: seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan #63
dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning dan mencicit. Suatu saat mungin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini. Selanjutnya berlanjut kepada Asimilasi yaitu proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang telah ada, proses ini bersifat subjektif karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar dapat masuk ke dalam skema yang telah ada sebelumnya. dalam contoh di atas melihat burung Kenari dan memberinya label “burung”merupakan contoh meng- asimilasi bintang itu pada skema burung si anak.
Kemudian Akomodasi yaitu bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuaii dengan skema yang telah ada. Dalam proses ini terdapat pula pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label “burung” merupakan contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak. Melalui proses kedua penyesuaian tersebut sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga dapat meningkat dari satu tahap ketahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan secara individu karena ia ingin mencapai keadaan terakhir dalam proses ini yaitu Ekuilibrium, adalah berupa keadaan seimbang antara struktur kognisi dan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian tersebut. jadi, kognisi anak berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tetapi anak tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya. #64
Sumber:
Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal. 63 – 64.
Leave a Reply