AsikBelajar.Com | Dalam pembahasan Perkembangan Kognitif pada Anak Usia Dini dibagi dalam dua bahasan yang terdiri dari Teori Perkembangan Kognitif David Ausubel dan Implikasi teori kognitif David Ausubel dengan penjelasan sebagi berikut:
a) Teori Perkembangan Kognitif David Ausubel
Teori belajar David Ausubel dikenal dengan teori belajar bermakna (meaningfull learning). Inti dari belajar bermakna ialah bahwa apa yang dipelajai anak memiliki fungsi bagi kehidupannya. Menurut Ausubel seseorang belajar dengan mensosiasikan fenomena baru dalam skema yang telah dimiliki. Dalam proses itu seseorang dapat mengembangkan skema yang ada atau mengubahnya. Saat proses belajar siswa menysusun sendiri apa yang ia pelajari. Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekkat dengan inti pokok konstruktivisme. Selain itu, keduanya menekankan pentingnya belajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta- fakta baru ke dalam sistem pengerian yang telah dimiliki. Selain itu keduanya menekankan pentingnya similasi pengalaman baru ke dalam #82
struktur pengetahuan atau pengertian yang sudah dimiliki siswa. Keduanya menyatakan bahwa dalam proses belajar siswa itu aktif.
b) Implikasi teori kognitif David Ausubel
Teori belajar bermakna mempunyai beberapa ciri. Pertama, ada keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Struktur pengetahuan ide, gagasan yang telah dimiliki siswa merupakan modal belajar. Oleh karena itu, guru harus mampu menghubungkan apa yang dipelajari siswa dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Kedua, siswa memiliki kebebsan memilih apa yang dipelajari. Setiap siswa memiliki bakat, minat dan cita-cita berbeda-beda. Konsekuensinya cara belajarnya juga berbeda-beda. Guru berfungsi membantu setiap siswa mengembangkan potensinya. Hal itu memamng akan sangat menyulitkan guru saat pelaksanaan pembelajaran. Untuk memudahkan organisasi belajar, guru dapat menggunakan tematik unit. Anak dapat memilih objek atau sub tema dalam lingkup tema dasar yang sama. Ketiga, kegiatan pembelajaran memnugkinkan siswa menyusun pemahaman sendiri. Otak anak bukan seperti wadah yang kosong tempat guru dapat menuangkan apa saja ke dalamnya. Otak anak ibarat lilin yang harus dinyalan agar mampu menerangi dirinya. (Suyanto, 2005, 104-105). #83
Sumber:
Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal. 82-83.
Leave a Reply