Judgment Sampling pada dasarnya merupakan suatu bentuk Convenience sampling bila ditinjau dari cara pengambilan unit-unit sampelnya. Sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam perumusan kriterianya, subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan.
Teknik sampling ini dapat diterapkan dan pada umumnya lebih cocok dipakai pada tahap awal suatu studi eksploratif. Sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti menurut pertimbamgan dan intuisinya. Bila dalam subjektifitas dan intuisi dari peneliti benar, maka sampel yang dipilih peneliti tersebut dapat mencerminkan karakteristik populasi.
Dalam teknik ini dikenal juga adanya Expert sampling (sampling atas dasar keahlian) dan Purposive sampling (sampling dengan maksud tertentu). Dalam expert sampling, pemilihan sampling yang representatif didasarkan atas pendapat ahli, sehingga siapa, dalam jumlah berapa sampel harus dipilih sangat tergantung pada pendapat ahli yang bersangkutan. Dalam purposive sampling, pemilihan sampling bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar representatif. Peneliti harus menguasai bidangnya dan nemiliki pengetahuan memadai tentang karakteristik anggota populasi.
Kelebihan
Situasi agar teknik judgment sampling dapat digunakan bahkan dianjurkan, seperti:
1. Pada kondisi dimana probability sampling tidak dapat digunakan sama sekali.
2. Bila ukuran sampel sangat kecil (<20).
3. Bila peneliti memiliki pengetahuan dan penguasaan yang memadai terhadap topik yang dihadapi sehingga dapat dijamin bahwa sampel yang diambil benar-benar representatif.
Kekurangan
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknik sampling ini adalah tuntunan adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan populasi dan membuat pertimbangannya. Pertimbangan (judgment) harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.
Contoh Aplikasi
Akan diteliti sikap dan prilaku konsumen terhadap rokok “Star ABC”. Adapun judgment yang diambil adalah sbb:
A. Para perokok di Jakarta Utara yang pernah mencoba rokok Star ABC. Batasan ini diambil karena, pertama, mungkin letak geografis, perokok (respinden) mudah diakses. Kedua, dipilihnya hanya perokok akan mengurangi bias dari hasil penelitian karena antara perokok dan tidak biasanya menunjukkan sikap dan prilaku yang saling bertolak belakang. Ketiga, pembatasan responden yang pernah mencoba rokok Star ABC, sudah jelas dikarenakan bagaimana mereka akan bersikap dan berprilaku tertentu terhadap rokok tersebut bila mereka belum pernah mencoba.
B. Pria/wanita yang berusia 15 tahun ke atas dan perokok. Hal ini didasarkan pada faktor kejiwaan yang menyatakan bahwa orang pada usia 15 diharapkan sudah dapat memutuskan dan menjawab/mengisi angket dengan benar. Tidak adanya perbedaan antara pria dan wanita disebabkan kenyataan pada dewasa ini bahwa rokok bukan sepenuhnya dikonsumsi oleh pria saja.
C. Periode penyebaran dan pengumpulan angket dibatasi selama 2 minggu. Judgment ini dipilih berkaitan dengan efisiensi wakti dan biaya yang tersedia.
Sumber:
Sugiarto dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Leave a Reply