Marhaban Yaa Ramadhan , Saat ini seluruh umat Islam di dunia sedang bersuka cita menyambut bulan Suci Ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan penuh rahmat serta ampunan bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini.
Berpuasa di bulan Ramadhan di wajibkan bagi umat Islam yang beriman sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al Qur’an : “Wahai orang orang yang beriman di wajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183).
Berdasarkan ayat tersebut sebenarnya berpuasa tidak hanya dilaksanakan oleh umat Islam yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW saja, namun juga dilakukan oleh umat dari jaman Nabi Adam AS sampai dengan umat Nabi Isa AS sesuai dengan tuntunan yang diberikan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul pada saat itu.
Tujuan Allah SWT menurunkan firman tentang kewajiban berpuasa kepada nabi Muhammad SAW kemudian diikuti dan dilaksanakan oleh umatnya hingga saat ini agar manusia belajar untuk menekan dan mengendalikan hawa nafsu yang ada di dalam dirinya, yaitu berupa amarah , iri dan dengki , serakah , sombong hingga seksualitas, dapat dikatakan semua yang bersifat negatif didalam diri manusia adalah hawa nafsu.
Setiap datangnya bulan Ramadhan merupakan kesempatan bagi seluruh umat Islam yang beriman untuk melaksanakan puasa dengan keikhlasan dan kesadaran yang tinggi untuk belajar menekan segala bentuk hawa nafsu, artinya tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, namun juga mengendalikan sifat amarah , sifat rakus , sifat sombong , sifat dendam , sifat dengki , sifat iri dan semua sifat buruk yang ada di dalam diri serta mengendalikan nafsu seksual terhadap istri pada siang hari di saat berpuasa.
Sehingga penekanan Allah SWT di dalam firman nya bahwa berpuasa diwajibkan kepada orang orang yang beriman artinya belum tentu semua umat islam masuk dalam kategori beriman bahkan bisa dikatakan yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan belum tentu termasuk kategori beriman jika berpuasa hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, dalam hal ini penilaian keimanan seorang hamba merupakan hak mutlak Allah SWT, kita sebagai manusia tidak bisa melakukan penilaian terhadap iman seseorang karena iman terletak didalam hati seseorang.
Kemudian yang harus kita ingat dan sadari bahwa puasa di bulan Ramadhan bersifat personal antara hamba dengan Allah SWT Sang Maha Pencipta , artinya pertanggung jawaban puasa di bulan Ramadhan adalah pertanggung jawaban personal yang berpuasa kepada Allah SWT, tidak bisa mengatasnamakan kelompok , golongan , jamaah dan sebagainya, sehingga penilaian puasa seseorang merupakan hak mutlak Allah SWT kepada tiap personal yang melaksanakan puasa, sehingga tidak perlu ada kelompok masyarakat, golongan bahkan aparat sekalipun menjadikan dirinya dan kelompoknya sebagai perwakilan Allah SWT dimuka bumi.
Alangkah indahnya jika di Indonesia yang penduduknya merupakan mayoritas muslim melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dengan keikhlasan dan kesadaran individu yang tinggi demi mengharap keridhaan Allah SWT serta selalu berdo’a “Yaa Allah terimalah puasa hambamu”, sehingga tidak ada anak anak muda tawuran antar kampung karena saling ejek, tidak ada demo mahasiswa hanya karena eksistensi tapi tidak mampu memberikan solusi, tidak ada antri minyak goreng dan solar karena mafia menahan diri untuk tidak memikirkan keuntungan semata, tidak ada aparat yang menghancurkan dagangan warung makanan kaki lima karena terpaksa jualan untuk menghidupi keluarganya, tidak ada perusahaan yang menunggak bayar THR kepada karyawan, semua bekerja demi mengharap ridha Allah SWT meskipun hanya selama 1 bulan pada bulan Ramadhan.
Kenyataan yang terjadi saat ini di dalam bulan Ramadhan justru sebaliknya, yang tawuran semakin masif tidak peduli meskipun bulan Ramadhan, demo mahasiswa bahkan di jadwalkan selama 3 hari berturut turut menuntut penurunan harga minyak goreng dan BBM serta menolak jabatan presiden 3 periode yang sudah jelas tidak mungkin terjadi karena anggota KPU dan Bawaslu sudah dilantik Presiden, kemudian aparat pemda yang katanya melaksanakan perda walikota dan bupati bersitegang dengan pemilik warung makan yang buka di siang hari meskipun warung makan itu ditutupi gorden untuk menghormati yang puasa seolah olah puasa hanya persoalan tidak makan dan tidak minum tidak peduli dengan buruh panggul yang harus makan untuk bekerja tidak peduli dengan para wanita yang sedang haid dan tidak peduli pekerja non muslim , ditambah lagi mafia minyak goreng dan BBM yang semakin menjadi jadi dan tidak peduli dengan kesengsaraan masyarakat, kemudian mereka yang korupsi jalan terus selama tidak ketangkap tangan oleh KPK, serta berbagai hal yang sama sekali tidak menunjukkan bahwa Indonesia adalah masyarakat muslim yang sangat menghormati bulan Ramadhan.
Apakah sudah demikian parahkan kondisi umat Islam di Indonesia ataukah ini hanya fenomena media sosial yang selalu mengutamakan content dan tidak peduli dengan substansi, dalam hal ini penulis meyakini masih jauh lebih banyak masyarakat muslim yang benar benar melaksanakan puasa Ramadhan dengan ikhlas dan tawadhu’ serta mengharap ridha Allah SWT serta tidak ingin terganggu ibadah puasanya dengan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa.
Ibarat kata pepatah “karena nila setitik rusak susu sebelanga” karena perbuatan segelintir umat islam yang hanya memikirkan hawa nafsu membuat umat islam keseluruhan menjadi terkesan tidak baik, marilah kita fokus beribadah di bulan Ramadhan ini sehingga Allah SWT selalu melimpahkan hidayah-Nya bagi kita semua.
“ ALLAH SWT Maha Mengetahui Segala Isi Hati “
Balikpapan 12 April 2022
“Lelaki Perenung”
Leave a Reply