AsikBelajar.Com | Artikel ini diambil dari buku karangannya Prof. Dr. Suharsimi Arikunto sebagai berikut:
Dari sedikit uraian dengan beberapa contoh tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk melaksanakan penelitian evaluatif, peneliti harus mengidentifikasi komponen dari obyek sebagai sebuah sistem. Untuk lebih jelasnya marilah kita ambil contoh dari bidang pendidikan yang paling mudah diikuti, karena siapa pun yang akan melakukan penelitian pasti pernah bersekolah dan mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika memasuki sekolah, setiap siswa pasti berkeinginan untuk cepat lulus dengan nilai baik. Pesan orang tua kepada anaknya, rajin-rajinlah belajar biar lulus dengan nilai baik. Bagi pelajar di SD sampai dengan perguruan tinggi yang masih dibiayai orangtua, pesan seperti itu mungkin masih dapat berlaku karena perhatian pelajar masih utuh ke pelajaran. Namun demikian keberhasilan belajarnya dipengaruhi oleh faktor dirinya, guru, sarana belajar, dan lingkungan. Tidak sedikit pelajar yang tidak atau kurang berhasil belajarnya karena kena pengaruh lingkungan, antara lain teman yang mengajak bermain, permainan dengan play-station, tayangan televisi, dan sebagainya. Bagi mahasiswa yang tugas belajar atau sudah bekerja dan ingin sambil melanjutkan kuliah, faktor-faktor penentu keberhaslian tersebut semakin kompleks. Oleh karena mereka pada umumnya sudah bekerja dan berkeluarga, gangguan yang berasal dari faktor-faktornya bertambah dengan faktor pekerjaan dan lingkungan keluarga.
Secara umum, untuk memahami faktor-faktor yang berpengaruh pada tingginya prestasi belajar siswa dapat digambarkan dalam sebuah transformasi, yaitu proses pembelajaran yang bagannya menggambarkan adanya masukan, proses pengolahan, dan hasil proses sebagai berikut. Dalam gambar transformasi tersebut dapat dilihat adanya masukan mentah, masukan instrumental dan keluaran. Berikut adalah bagan dimaksud.

Proses pembelajaran tersebut merupakan sebuah sistem yang komponen-komponennya terdiri dari (1) siswa, (2) guru, (3) materi, (4) sarana, (5) pengelolaan, (6) lingkungan. Ke enam komponen tersebut bekerjasama membentuk sebuah proses, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk berupa ‘hasil pembelajaran’. Dari gambaran tersebut jelas bahwa hasil sebuah kegiatan yang merupakan sebuah sistem tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja tetapi semua faktor secara bersamasama. Jika dalam ujian nasional hasil siswa kurang atau tidak baik, tidak dapat langsung menyalahkan guru saja tetapi diri siswa sendiri yang juga merupakan salah satu faktor, juga pasti berbuat salah, misalnya tidak rajin belajar, tidak serius ketika mengerjakan soal ujian, kurang cermat membaca soal, tidak disipl in mengikuti tata tertib dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen merupakan faktor pendukung tercapainya tujuan, dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
Baca juga: Macam-Macam Desain Eksperimen
Penelitian evaluatif adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kinerja sebuah transformasi pembelajaran. Transformasi sendiri terdiri dari dua kata, yaitu (1) trans dan (2) formasi. Trans artinya proses pengubahan, sedangkan formasi dari kata form, artinya bentuk. Jadi arti keseluruhan dari transformasi adalah pengubahan bentuk. Makna dari proses pembelajaran adalah upaya untuk mengubah siswa yang semula masih dalam keadaan belum mengetahui ilmu yang diberikan oleh guru, sesudah melalui proses pembelajaran diharapkan mengetahui dengan baik. Penelitian evaluatif yang mengarahkan perhatiannya kepada proses pembelajaran, pertama berusaha untuk mengetahui seberapa baik siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Apabila mungkin tingkat penguasaan siswa belum optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka peneliti bermaksud mengetahui penyebab dari ketidakoptimalnya hasil tersebut, dengan cara yang lebih cermat, yaitu menelusuri kemungkinan penyebab dari keseluruhan faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika d igambarkan bagaimana sorot mata peneliti akan dapat dilihat dari tampilan berikut ini.
Dari bagan tersebut jelas, bahwa peneliti evaluatif digambarkan sebagai sebuah mata yang menyoroti dengan tanda anak panah pertama arahnya ke tujuan. Jika tujuan sudah tercapai, berarti semua komponen sudah bekerja dengan baik. Jika tujuan belum tercapai dengan baik, peneliti menyoroti dengan anak panah ke semua komponen yang bekerja sama mencapai tujuan sistem. Inilah prosedur pertama yang harus dilakukan oleh peneliti.
Sumber:
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 39-41.
Leave a Reply