AsikBelajar.Com | Gambaran tentang pola perkembangan secara tepat akan dapat dipakai sebagai dasar untuk memahami anak-anak, sekaligus mempunyai nilai ilmiah yang bersifat praktis, yaitu:
1) Pengetahuan tentang pola perkembangan akan membantu mengetahui apa yang diharapkan dari anak pada usia tertentu dan pada usia berapa akan muncul pola perilaku tertentu, serta kapan pola tersebut akan diganti oleh pola yang lain.
2) Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari anak pada usia tertentu memungkinkan disusunnya pedoman dalam bentuk skala tinggi dan berat badan, skala usia mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
3) Berhasilnya suatu perkembangan membutuhkan bimbingan dan pembinaan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pola perkembangan memungkinkan orang untuk dapat membimbing proses belajar anak pada waktu yang tepat, yaitu pada masa peka yang merupakan masa paling tepat untuk berkembangnya kemampuan tertentu.
4) Pengetahuan tentang pola normal dalam tahapan perkembangan tertentu dapat dipakai sebagai cerita untuk mengenali secara dini perkembangan anak yang mungkin menyimpang dari pola umum.
Untuk lebih memahami perkembangan manusia secara menyeluruh periu dilandasi dengan adanya pengetahuan tentang fakta dasar yang berhubungan dengan perkembangan yang sering disebut dengan prinsipprinsip perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut menunjuk adanya beberapa pemikiran yang periu dipedomani dalam usaha memahami perkembangan.
Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi:
1) Perkembangan Melibatkan Adanya Perubahan: Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dengan cara realisasi diri dan pencapaian kemampuan genetik karena pertumbuhan dan perkembangan merupakan istilah yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, perubahan dalam arti perkembangan termasuk perubahan dalam ukuran, baik tinggi, berat badan, memori, penalaran, dan sebagainya. Perubahan juga terjadi da|am proporsi, baik dalam bentuk tubuh maupun kemampuan. Perubahan juga meliputi hilangnya ciri lama untuk mendapatkan ciri baru.
2) Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Perkembangan Selanjutnya: Perkembangan merupakan proses kontinum, di mana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, kesalahan ataupun gangguan pada perkembangan awal akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutnya. Sikap, kebiasaan, pola perilaku yang dibentuk pada tahun-tahun pertama akan menentukan seberapa jauh individu dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan pada tahap-tahap berikutnya. Demikian pula kegagalan dalam tugas perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi penyesuaian terhadap tugas perkembangan selanjutnya. Kondisi yang mempengaruhi perkembangan awal adalah hubungan pribadi yang menyenangkan, ke. adaan emosi, metode melatih anak, peran yang dini, struktur keluarga di masa kanak-kanak, serta rangsangan lingkungan.
3) Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar: Dalam kehidupan sering sulit dibedakan perubahan yang merupakan hasil belajar dengan perubahan karena kematangan. Hasil antara keduanya sering terintegrasi, hanya dapat ditandai bahwa perubahan karena belajar diperoleh dengan usaha sadar atau latihan.
Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu dan berakhir pada saat kematiannya. Seperti telah disebutkan pada uraian sebelumnya, perkembangan individu manusia bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek atau beberapa aspek berkembang serempak. Perkembangan tiap individu juga tidak selalu sama, seorang berbeda dengan yang lainnya. Meskipun demikian, para ahli terus berusaha mengadakan penelitian tentang kecenderungan-kecenderungan perkembangan.
Dari penelitian tersebut disimpulkan beberapa kecenderungan yang merupakan prinsip perkembangan.
a) Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi semua aspek. Perkembangan aspek-aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya. Hanya pada saat tertentu perkembangannya lambat, bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat cepat.
b) Setiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seseorang mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan perkembangannya dalam hal tersebut sangat cepat, sedangkan kemampuannya yang lainnya kurang dan perkembangannya lambat, walaupun individu pada umumnya berada pada situasi sedang-sedang. Pada aspek lain, kualitas dan kecepatan perkembangannya juga akan lain.
c) Secara relatif, perkembangan beraturan dan mengikuti pola-pola tertentu. Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum berjalan, meraban sebelum bicara, dsb.
d) Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit Secara normal, perkembangan tersebut berlangsung sedikit demi sedikit, tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat Juga terjadi lompatan-lompatan atau bahkan kemacetan.
e) Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum seperti kemampuan memegang, dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua tanggannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jarinya, memegang dengan beberapa jari, dan akhirnya menggunakan ujung-ujung jari. Dalam proses diferensiasi atau pengkhususan tersebut terjadi pula integrasi, beberapa kemampuan khusus bergabung membentuk satu kemampuan keterampilan atau kecakapan.
f) Secara normal, perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.
g) Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperiambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran, baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
h) Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik dengan pengamatan, dan seterusnya. Perkembangan aspek lainnya mungkin tidak ada hubungannya.
i) Pada saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu, perkem bangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12 -13 tahun anak wanita lebih cepat kematangan sosial dan moralnya dibandingkan dengan anak laki-laki. Pertumbuhan fisik laki-Iaki umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya, sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan bahasa dan estetika atau keindahan.
Pengaruh hubungan antara kematangan dan belajar adalah sebagai berikut:
a) Variasi pola perkembangan, dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman anak karena jika perkembangan hanya diakibatkan oleh kematangan, perkembangan antar individu akan mlnlm variasi.
b) Kematangan membatasi perkembangan. Adanya batasan kemampuan akibat kematangan atau kesiapan faktor hereditas untuk menerima perubahan membuat perkembangan tidak dapat mencapai lebuh dari pola umum atau titik yang dltentukan walaupun ditunjang oleh proses belajar secara maksimal.
c) Batas kematangan jarang digunakan sehingga pencapaian tingkat perkembangan yang bersifat sementara sering disimpulkan telah mencapai batas maksimal. Akibatnya, hanya sedikit yang berusaha terus belajar untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi.
d) Hilangnya kesempatan belajar membatasi perkembangan. Apabila lingkungan membatasi kesempatan belajar anak tidak akan mencapai prestasi maksimal.
e) Rangsangan dipadukan untuk perkembangan sempurna. Untuk mengembangkan potensi yang mereka wariskan secara sempurna kemampuan bawaan anak harus dirangsang atau didorong untuk berkembang, terutama pada masa peka.
f) Ketepatan waktu menentukan keefektifan belajar. Terlepas dari banyaknya usaha yang dilakukan dalam belajar anak tidak akan dapat belajar sampai tahap perkembangan siap untuk belajar. Hal tersebut berkaitan dengan kematangan struktur tubuh untuk menerima fungsi tertentu. Anak usia 5 bulan tentu saja belum bisa belajar berjalan karena kematangan organ kaki dan keseimbangan belum sampai.
4) Pola Perkembangan dapat Diramalkan: Pola perkembangan manusia mengikuti pola umum. Oleh karena Itu, dengan melakukan pengamatan longitudinal sejak awal perkembangan anak akan dapat diramalkan pola perkembangan berikutnya. baik yang menyangkut pertumbuhan fisik maupun perkembangan psikis.
5) Pola Perkembangan Mempunyai Karakteristik yang Dapat Diramalkan: Diramalkan, tidak hanya pola perkembangan yang dapat diramalkan, tetapi juga karakteristik tertentu dari tingkat perkembangan juga dapat diramalkan, baik dalam hal ukuran, dan kapan kematangan atau yang sering di sebut dengan masa peka (masa yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan tertentu) akan muncul, perencanaan pendidikan, persiapan untuk tahapan berikutnya, serta perencanaan pekerjaan maupun untuk kepentingan adopsi.
6) Dalam Perkembangan, Ditemui Perbedaan Individual: Meskipun perkembangan manusia mengikuti pola umum, tetapi tempo dan irama perkembangan bersifat individual, dalam pengertian kecepatan. urutan perkembangan, serta kualitas kemampuan yang dapat dicapai setiap individu tidak sama, hal tersebut menyangkut sifat manusia yang unik. Pemahaman terhadap perbedaan irama dan tempo yang individual tersebut dapat dipakai untuk landasan dalam menentukan harapan yang berbeda, dasar individualitas (perlakuan yang berbeda), serta kemungkinan yang mengharuskan pendidikan anak harus bersifat perorangan.
7) Setiap Periode Perkembangan Mengandung Harapan Sosial: Penelitian membuktikan bahwa manusia dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan tertentu dengan lebih baik dan berhasil pada usia tertentu dibanding pada tingkat usia yang lain. Berdasarkan hal tersebut, kelompok sosial tertentu kemudian mengharapkan setiap individu dalam kelompoknya dapat bersikap sama, dan mempunyai kemampuan khusus yang sama pada tahapan perkembangan tertentu, itulah yang disebut dengan ”harapan sosial”. Harapan sosial sering pula dipakai oleh kelompok masyarakat sebagai cerita untuk menetapkan apakah perkembangan seseorang termasuk perkembangan yang normal atau tidak.
8) Setiap Bidang Perkembangan Mengandung Bahaya Sosial: Walaupun pola perkembangan bergerak normal, selalu perlu diwaspadai adanya gangguan, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun lingkungan. Gangguan akan dapat mempengaruhi penyesuaian fisik, psikologis, maupun sosial. Akibatnya, secara tidak sengaja memungkinkan anak mengubah pola perkembangan sehingga menghasilkan daerah mendatar atau bahkan menurun pada grafik perkembangan anak. Jika tidak diwaspadai, hal tersebut akan merugikan keseluruhan perkembangan anak.
9) Kebahagiaan Bervariasi pada Berbagai Fase Perkembangan: Kebahagiaan merupakan pengalaman subjektif yang tidak mungkin digambarkan dengan ukuran dan prosedur objektif. Subjektivitas rasa bahagia tersebut menyangkut perbedaan individual yang berbeda antara satu dengan yang lain, juga menyangkut subjektivitas pada setiap tahapan perkembangan. Sesuatu yang menimbulkan kebahagiaan akan bergeser pada setiap tahapan perkembangan. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa hal yang membahagiakan pada tahap perkembangan tertentu mungkin bukan lagi merupakan penyebab kebahagiaan pada periode periode perkembangan selanjutnya.
Dengan pemahaman terhadap prinsip perkembangan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi penyikapan orang dewasa terhadap anak pada periode perkembangan tertentu, sesuai dengan ciri yang mereka miliki. Penyikapan dan pelayanan yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada pada mereka akan sangat membantu anak dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dan mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dengan tugas perkembangan selanjutnya.
Sumber:
Dra.Hj.Sitti Hartinah DS, MM. 2011. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama. Hal. 26-32.
Leave a Reply