AsikBelajar.Com | Menjelang pemilu pilpres 2024, istilah Politik Identitas muncul sebagai istilah yang mengartikan bahwa kegiatan politik yang menonjolkan atau mengkapitalisasi ras, suku bangsa, bahasa, adat, gender maupun agama sebagai mereknya. Tentu saja ini sangat merugikan bagi bangsa yang memiliki kemejemukan seperti Indonesia. Negara Indonesia sejak tahun 1928 oleh para tokoh pemuda sudah menyadari, bahwa untuk membangkitkan negara Inodonesia diharuskan mempunyai konsep Bhinneka Tunggal Ika, maka saat itu parta pemuda mencari konsep yang dapat dioperasionalkan untuk mempersatukan bangsa di nusantara menjadi nama Indonesia dengan melahirkan Sumpah Pemuda.

Politik Identitas dalam Ilmu Sosial Humaniora
Mengutif dari https://www.uinjkt.ac.id/kesalahpahaman-tentang-politik-identitas/ tentang politik identitas dalam ilmu sosial humaniora adalah :
“Dalam bidang ilmu sosial dan humaniora, politik identitas dimaknai sebagai kendaraan yang membawa aspirasi, tuntutan kepentingan politik dan ideologi politik. Ia menstimulasi bahkan menggerakkan aksi-aksi untuk meraih tujuan politik tertentu. Politik identitas mengkapitalisasi ras, suku bangsa, bahasa, adat, gender maupun agama sebagai mereknya.Politik identitas biasanya dimanfaatkan oleh kelompok minoritas maupun marjinal dalam upaya melawan ketidakadilan atau ketimpangan sistem. Dalam menyuarakan aspirasi kelompok pengusung politik identitas, distingsi seperti kesukuan, gender dan agama ditunjukkan secara eksplisit dan intensif. Beberapa contoh politik identitas melalui gerakan sosial politik dapat ditemukan di dalam maupun luar negeri antara lain: gerakan Afro-Amerika yang mengklaim persamaan ras, gerakan LGBT yang menuntut legalitas same sex marriage di beberapa negara Barat, gerakan kelompok adat yang memperjuangkan hak pengelolaan tanah ulayat, gerakan gender yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan dalam ketenagakerjaan, dan lain lain. Dari ilustrasi di atas, dapat ditarik kesamaan bahwa: pertama, politik identitas memuat makna dan tujuannya masing-masing, sesuai konteks geografis, kultural, temporal, maupun sosialnya. Kedua, gerakan politik identitas diusung oleh kelompok yang termarjinalisasi atau tidak mendapatkan hak yang setara dengan kelompok mainstream.”
https://www.uinjkt.ac.id/
Politik Identitas yang Dimanfaatkan
Kita sudah sering melihat pada poster gambar politikus yang memasang foto mereka di daerah tertentu dengan tulisan bahasa daerah tersebut. Contoh kalau di Kalimantan Selatan dengan kalimat “Kula kita jua” artinya dalam bahasa Indonesia “Saudara Kita jua”. Artinya, politik identitas sudah sering mereka pakai untuk mengambil simpati, karena “rasa” senasib dan sepenanggungan sangat berpengaruh pada pada sifat emosi orang Indonesia termasuk penggunaan kostum islam yang seolah-olah mereka sama dengan kiai suatu kaum, padahal kostum mereka hanya untuk menarik simpati atau suara pada pemilu.
Politik Identitas yang Dipolitikan
Dalam politik semua bisa terjadi. Karena hanya kepentingan saja yang abadi dalam politik tersebut. Sehingga, peran siapa yang berkuasa saat itu akan menggunakan politik identitas sebagai suatu politik yang menguntungkan atau tidak. Bila tidak, maka politik identitas akan menjadi isu-isu politik yang tidak baik bagi penguasa.
Tidak ada makan siang gratis dan tidak ada kawan yang abadi, yang abadi hanya kepentingan sekelompok orang dalam partai tertentu. Kita hanya dapat berdoa, semoga politikus diberikan hati ysng baik dan tidak merugikan negara dan bangsanya, dan bila sebaliknya maka azab Allah untuk mereka semua.
Leave a Reply