
Pilpres 2014: Sebuah Pembelajaran Menuju Masyarakat Mandiri – AsikBelajar.Com. Pilpres 2014 mungkin akan lebih bijak bila masyarakat yang mempunyai hak pilih dapat menjadikannya sebuah pembelajaran bagaimana melihat, menganalisa lalu memilih kandidat yang akan membawa negara kepada ketenangan politik, kenyamanan bekerja, kemudahan berusaha, keterjangkauan harga dan lain sebagainya. Ada satu hal yang perlu menjadikan catatan penting adalah bahwa seorang pemimpin negara juga menjadi icon negara tersebut. Lalu, bagaimana mungkin kita memilih icon yang tidak memberikan suatu gambaran sebuah bangsa yang berdaulat, suatu negara yang besar dan dapat diperhitungkan oleh bangsa lain? Kita tentunya sepakat bahwa memilih pemimpin adalah memilih masa depan kita sendiri termasuk untuk anak cucu kita kelak. Jadi gunakanlah hak pilih kita pada pilpres yang akan datang tidak kepada calon yang hanya berjualan janji-janji atau memberikan mimpi-mimpi saja. Kita harus cermat atau bahkan lebih hati-hati dan tidak mau diberikan uang agar memilih kepada satu kandidat saja. Hindarilah politik uang. Bagaimanapun, politik uang adalah cara jebakan yang dibuat “mereka” untuk memilihnya, namun politik uang bisa menjadikan indikator yang kurang baik bagi kita pemilih. Artinya, sang kandidat jelas-jelas nantinya akan mengambil yang lebih besar lagi dari negara untuk mengganti uang yang mereka keluarkan. Jelas sekali, kepemimpinan mereka lebih berpihak kepada golongan dan partai mereka saja dan tidak untuk kebaikan bangsa dan negara. Carilah informasi yang sebanyak-banyaknya tentang track record partai pendukung termasuk kepada tim suksesnya. Bandingkan dengan kandidat lainnya. Hal ini dilakukan agar tidak ada penyesalan dikemudian hari. Karena jangan sampai penyesalan itu sebagai penyesalan dalam waktu lima tahun lagi.
Catatan lainnya adalah, hati-hatilah dengan propaganda media ataupun lainnya. Usahakan lebih pada kemampuan analisa mandiri anda dalam memutuskan kandidat yang akan dipilih dan jangan terpengaruh “politik pencitraan”. Bebaskan diri anda dari emosi dan kultus SARA lainnya. Gunakan rasionalitas dan hasil analisa pribadi anda dalam memutuskan.
Jika dalam era demokrasi ini kita dapat memberikan suara berdasarkan kemampuan kita menganalisa kandidat dengan kepercayaan bahwa kandidat yang dipilih akan mampu membawa kita kepada masa depan yang lebih baik tanpa ada campur tangan politik uang. Bila hal ini terjadi, maka suara rakyat sebagai suara Tuhan akan benar terwujud. (IMHO)
Leave a Reply