AsikBelajar.Com | Selama masa kanak-kanak, anak membentuk suatu pengertian yang berbeda mengenai diri mereka, siapa mereka, apa identitas kelompok yang penting bagi mereka. Identitas menurut penggolongan jenis kelamin adalah salah satu cara pertama dan paling penting dimana anak mendefinisikan mereka. Selama tahun kedua dan keenam, anak belajar memberi label kepada diri sendiri dan orang lain sebagai pria atau wanita. Mereka juga belajar stereotipe sosial untuk banyak kegiatan berrnain dan bekerja dan untuk karakteristik kepribadian seperti agresi dan kelembutan.
Ketika seorang bayi baru berusia enam minggu, ia akan menatap wajah orang tuanya cukup lama, baru kemudian ia tersenyurn lebar. Jika anda membalas senyumannya, senyuman akan semakin lebar. Ketika usianya tiga bulan, bayi itu #82
dapat menggunakan posisi kepala dan tatapannya sebagai cara untuk berkomunikasi dengan kita. la berkomunikasi dengan ekspresi-ekspresi yang menyatakan rasa senang, tenang dan takut. Jika tidak tertarik, ia akan memalingkan wajahnya ke arah lain. Jika ingin agar kita berhenti berbuat sesuatu, ia akan menurunkan kepalanya. Apabila reaksi yang diperolehnya berlebihan, kepalanya akan menunduk dan tubuhnya menjadi lemas.
Tetapi, bayi berbeda-beda dalam hal reaksi sosialnya dan beragam pula dalam hal kemampuan menanggapi, menyesuaikan diri, dan keuletan mereka. Dengan sendirinya, pada gilirannya luta juga dipengauli oleh perilaku bayi kita, dengan memberikan waktu dan perhatian lebih banyak kepada mereka yang lebih mudah bersosialisasi. Ini khususnya tejadi di panti penitipan anak di mana bayi-bayi yang “lebih mudah” lebih sering diajak bermain, Bayi-bayi dengan temperamen sosial yang kurang tentu saja dapat merasa bahagia dan berhasil seperti bayi-bayi lainnya, tetapi ini menuntut kesabaran dan kesadaran lebih banyak dari orang tua. Sebagaimana yang akan kita lihat, ini berlaku bagi anak-anak pada semua usia.
Rasa tertarik kepada anak lain juga dimulai pada usia sangat muda. Ketika masih sering ditidurkan di kereta bayi, bayi akan mencoba mengangkat kepalanya untuk mlihat bayi lain yang lewat. Sering kali orang dewasa tidak menyadari betapa dini munculnya kesadaran sosial dan kepekaan terhadap situasi-situasi sosial anak-anak dalam perkembangan mereka. #83
Sumber:
Rakimahwati, 2012. Metodologi Pengembangan Moral, Agama, Disiplin, dan Afektif (Bahan Ajar). Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Hal. 82-83.
Leave a Reply