Menurut arti katanya, supervisi dapat diterjemahkan “melihat dari atas” atau “melihat dari kelebihan”. Jadi kata supervisi searti dengan kata pengawas, tetapi pengertiannya agak berbeda dari kata “mengawas” sebagai “conttrolling”. Kata supervisi pada hakekatnya mengandung makna yang khusus, yaitu “membantu dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu (Brown & Bourne,1995; Christian & Kitto, 1997; CEVE, 1995; Feltham & Dryden, 1994).
Carter Van Good’sDictionary of Education mendifinisikan supervisi “sebagai segala usaha dari para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyedian kepemimpinan bagi para guru dan tenaga kependidikan lain dalam perbaikan pengajaran”. Sedangkan Sutisna (1983: 223) mendefinisikan supervisi “sebagai usaha menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan profesional para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode-metode mengajar, dan evaluasi pengajaran”. Satori (2006) mengartikan kata supervisi dilihat dari segi etimologinya, yaitu “berasal dari dari dua kata, yaitukata super dan vision. Kata super mengandung arti lebih dan kata vision mengadung arti visi. Jadi kata supervisi mengandung arti visi yang lebih/visi jauh ke depan”.
Selanjutnya, Sagala (2000: 228) mengartikan supervisi “sebagai usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar untuk membantu siswa agar lebih baik dalam belajar”. Soetjipto dan Kosasi (2004: 233) mendefinisikan supervisi yaitu “semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki pengajaran”.
Menurut Ngalim Purwanto (1992:88) bahwa: ”Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.
Sedangkan menurut A. Suhertian (2000: 19) bahwa: “Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki bersama-sama dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak”.
Namun, pengertian supervisi di masyarakat sering disalah artikan, yaitu supervisi diartikan sebagai pengawasan yang berbau inspeksi. Akibat dari kata supervisi yang disalahartikan oleh masyarakat, maka timbul perilaku kaku seperti rasa kaku ketakutan pada atasan, tidak berani berinisiatif, bersikap menunggu instruksi, dan sikap birokratis lainnya bagi para guru. Konsep supervisi pada awanya adalah adanya kebutuhan sesuatu dalam landaran pengajaran dengan cara membimbing guru, memilih metode mengajar, dan mempersiapkan guru untuk mempu melaksanakan tugasnya dengan kreatifitas yang tinggi dan otonom sebagai guru sehingga pertumbuhan jabatan guru terus berlangsung.
Secara umum supervisi berarti upaya bantuan kepada guru agar guru dapat membantu para siswa belajar untuk menjadi lebih baik. Supervisi pengajaran pada dasarnya mengandung makna praktis yaitu bantuan profesional yang diberikan oleh kepala sekolah kepada para guru untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru dalam membelajarkan siswa di kelas yang bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.
Surjaman (2003: 76) mengemukakan beberapa pengertian supervisi yang hakekatnya memiliki makna yang relatif sama, yaitu:
Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi juga dapat diartikan sebagai segala bantuan dari pimpinan sekolah yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Bantuan tersebut dapat berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, dan cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran. Dengan kata lain, supervisi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Dari pengertian tersebut di atas, mengindikasikan bahwa fungsi supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol untuk melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, akan tetapi lebih dari itu. Supervisi dalam pendidikan mengandung makna yang luas. Aktivitas supervisi mencakup “penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu” (Surjaman, 2003: 76).
Neagley dan Evans (1984) mengemukakan pengertian supervisi, yaitu “…the term supervision is used to describe those activities which are primarily and directly concerned with studying and improving the conditions which surround the learning and growth of pupils and techers”. Pernyataan Neagley dan Evans di atas mengandung makna bahwa istilah supervisi menggambarkan suatu aktivitas pokok yang mengarahkan perhatian kepada pengkajian dan perbaikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi belajar dan pertumbuhan murid dan guru. Jadi pengertian supervisi tersebut berfokus kepada peningkatan profesionalisme dan kinerja guru dalam mengajar dan kinerja siswa dalam belajar untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.
Supervisi pendidikan juga dipandang sebagai “kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran” (Satori, 1996: 3). Dalam konteks profesi pendidikan, khususnya profesi mengajar, mutu pembelajaran merupakan refleksi dari kemampuan profesional guru. Jadi supervisi pengajaran dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan kinerja guru dalam mengajar, yang pada akhirnya bermuara kepada peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan pernyataan Alfonso et al (1983: 23) bahwa: “…the function of supervision is to promote the teacher’s professional growth, to achieve better learning through better teaching”.
Leave a Reply