AsikBelajar.Com | Sudah hampir beberapa bulan semua kegiatan manusia menjadi stag dan hampir bisa dikatakan tidak ada yang melakukan kegiatan karena semua negara melakukan hal yang sama yaitu lockdown.
Kebijakan melakukan lockdown tersebut memberikan dampak pada kegiatan rutinitas kegiatan manusia seperti sholat ke mesjid, misa ke gereja, termasuk kegiatan belajar mengajar. Terlebih bagi satu daerah yang mempunyai kegiatan rutin pada bulan puasa ramadhan seperti di Banjarmasin sekitarnya dengan adanya covid-19 ini tidak ada pasar wadai sebagai agenda pariwisata tahunan provinsi & kota. Berbagai kontrak project yang berhubungan dengan orang banyak terjadi penundaan alias dicancel, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di Banjarmasin atau di Indonesia saja, tapi terjadi di seluruh dunia.
Dengan serba terbatasnya kegiatan rutin ini, penulis merasakan (mungkin juga teman-teman) ada rasa boring alias membosankan. Rasanya tiap hari yang dijalani tidak ada yang berbeda antara hari Minggu, hari Senin, hari jumat. Kalo biasanya hari Minggu teman-teman beragama kristiani melakukan kegiatan di gereja, saat Pandemi Covid-19 ini hal itu tidak dilakukan alias misa di rumah. Begitu juga umat Muslim. Hari Jumat yang biasa digunakan untuk kegiatan Sholat Jum’at berjamaah tidak dilaksanakan.
Dengan dibatasinya kegiatan karena ada wabah Pandemi Covid-19 inilah hari-hari yang saya jalani terasa sama alias tidak beda. Semua sama. Tidak ada akhir pekan. Tidak ada mingguan. Padahal manusia itu secara kodrati adalah makhluk sosial yang memerlukan kehadiran orang lain. Apakah medsos bisa menggantikan peran sosial tersebut pada kehidupan manusia? Tidak 100%. Jadi itulah penyebab kenapa hari-hari ku terasa sama.
Leave a Reply