AsikBelajar.Com | Prayitno (2009) secara sistematis mengemukakan beberapa pandangan tentang manusia dengan merujuk dari pandangan-pandangan para ahli berikut mulai dari pandangan yang paling lama sampai pada pandangan yang paling baru:
a. Plato. Manusia pada hakikatnya ditandai oleh adanya kesatuan antara apa yang ada pada dirinya, yaitu pikiran, kehendak, dan nafsu.
b. Hsun Tsu. Manusia pada hakikatnya adalah jahat, oleh karenanya untuk mengembangkannnya diperlukan latihan dan disiplin yang keras, terutama disiplin kepada tubuhnya.
c. Agustinus. Manusia merupakan kesatuan jiwa dan badan, yang dimotivasi oleh prinsip kebahagiaan; kesemuanya itu diwarnai oleh dosa warisan dari pendahulunya.
d. Descarten. Manusia terdiri dari unsur dualistik, jiwa dan badan. Jiwa tidak bersifat bendawi, abadi dan tidak dapat mati, sedangkan badan bersifat bendawi dapat sirna dan menjadi sasaran filsafat fisika. Antara badan dan jiwa terdapat pertentangan yang berkelanjutan tak terjembatani; badan dan jiwa itu masing-masing mewujudkan diri dalam berbagai hal sendiri-sendiri. Namun demikian, manusia adalah jiwanya.
Pandangan yang lebih baru tentang manusia, antara lain dikemukakan oleh pemikir-pemikir sebagai berikut:
a. Freud. Manusia tidak memegang nasibnya sendiri. Tingkah laku manusia ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting- #8
instingnya, dan dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau, dan ditentukan oleh faktor-faktor interpersonal dan intrapsikis.
b. Adler. Manusia tidak semata-mata bertujuan memuaskan dorongan- dorongan dirinya, tetapi juga termotivasi untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan pemenuhan kebutuhan dalam mencapai segala sesuatu. Tingkah laku individu ditentukan oleh lingkungan, pembawaan, dan individu itu sendiri.
c. Rogers. Manusia adalah makhluk rasional, tersosialisasikan, dan dapat menentukan nasibnya sendiri. Dalam kondisi yang memungkinkan, manusia akan mampu mengarahkan diri sendiri, maju, dan menjadi individu yang positif dan konstruktif.
d. Skinner. Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor di luar dirinya. Tingkah laku manusia dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungannya, melalui hukum-hukum belajar.
e. Glasser. Tindakan manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan dasar (baik psikologikal maupun fisiologikal), yang sama untuk semua orang. Kebutuhan fisologikal adalah segala sesuatu untuk mempertahankan kesadaran organisme, sedangkan kebutuhan psikologikal terarah untuk mencintai dan dicintai, serta berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
f. Ellis. Manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat secara rasional ataupun tidak rasional. Berpikir dan merasa itu sangat dekat dan bergandengan satu sama lain: pikiran seseorang dapat menjadi perasaannya, dan sebaliknya.
g. Sartre. Manusia dipandang sebagai nol yang me-nol-kan diri, pour soi yang dirinya itu bukan merupakan objek, melainkan subjek, dan secara kodrati dirinya itu adalah bebas. #9.
Sumber:
Husamah, dkk. 2015. Pengantar Pendidikan. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Hal. 8-9.
Leave a Reply