AsikBelajar.Com | Dalam dunia penyutradaraan, skenario pada umumnya menggambarkan urutan adegan demi adegan suatu drama, sandiwara, atau film. Dalam dunia pendidikan, skenario pembelajaran seperti yang teridentifikasi tadi merupakan deskripsi langkah-langkah dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, skenario pembelajaran merupakan bagian atau komponen dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Skenario pembelajaran merupakan jabaran dari langkah-langkah dalam model pembelajaran namun sudah dikaitkan dengan komponen-komponen alat, bahan, media, materi, siswa, sumber, pendekatan, strategi, metode, teknik, evaluasi dan sebagainya. 222
Pada umumnya, kegiatan belajar-mengajar dapat diklasifikasikan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Lama kegiatan pendahuluan dan penutup hampir sama, umumnya sekitar 5-10 menit, sedangkan bagian yang terbesar untuk kegiatan inti. Isi kegiatan pendahuluan antara lain menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, mengungkap latar belakang dan apersepsi, dan atau memotivasi siswa. Sedangkan kegiatan penutup antara lain menyimpulkan, merangkum, memberikan pertanyaan/ tugas/Iatihan Ianjut, memberikan apresiasi, dan sejenisnya. Pembagian ke dalam tiga klasifikasi ini dapat ditulis secara eksplisit, namun dapat juga tidak ditulis secara eksplisit dalam skenario pembelajaran.
Sebagai gambaran, berikut ini penulis sampaikan contoh skenario pembelajaran IPA yang dilakukan dengan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses, dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai adalah siswa mampu mengukur besaran fisika (masa) benda dengan neraca Ohauss dan mampu menyajikan hasil pengukurannya. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah keterampilan membuat tabel dan keterampilan bertanya, di samping keterampilan mengukur. 223
Contoh Skenario Pembelajaran
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : 1. Siswa mampu mengukur besaran fisika
Indikator :
- Mengidentifikasi bagian-bagian neraca Ohauss
- Mengukur massa dengan neraca Ohauss
- Menyajikan hasil pengukuran
A. Pendahuluan
1. Guru menunjukkan kubus besi dan balok kayu kepada seluruh siswa, kemudian meminta salah seorang siswa untuk memegangnya. Selanjutnya, kepada siswa tersebut diberi pertanyaan mana yang lebih berat di antara kedua benda tersebut. Selanjutnya, kedua benda diberikan kepada siswa lain, dan kepada siswa tersebut diberikan pertanyaan yang sama. Selanjutnya, kedua jawaban dibandingkan, dan guru menginformasikan kepada seluruh siswa bahwa jawaban yang benar dapat diperoleh melalui pengukuran. (Fase 1).
2. Pada papan tulis dituliskan judul Pengukuran Massa dengan Neraca Ohauss. Selanjutnya, guru menyampaikan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa. (fase 1). 224
B. Inti
1. Guru memegang neraca Ohauss dan menunjukkan tahap demi tahap nama bagian-bagiannya serta fungsi dan cara kerjanya. (Fase 2)
2. Guru mendemonstrasikan cara menimbang benda dengan neraca Ohauss, dan cara menuliskan hasilnya dalam tabel, siswa diminta untuk memperhatikan dan bertanya jika ada hal yang kurang jelas (Fase 2).
3. Kelas dibagi dalam 5 kelompok. Tiap kelompok diberi neraca Ohauss, balok besi dan balok kayu. Kepada tiap kelompok diminta berlatih menimbang kedua benda tersebut, dan menuliskan hasilnya dalam tabel. Guru berkeliling memberikan kesempatan bertanya, dan bimbingan pada tiap kelompok. (Fase 3).
4. Tiap kelompok diminta secara bergantian maju ke depan kelas mendemonstrasikan pengukuran masa kedua balok tersebut dan menuliskan hasilnya di papan tulis dalam bentuk tabel. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap cara dan hasil pengukuran kelompok yang tampil. Guru memberikan pujian pada aspek-aspek keterampilan yang sudah benar. (Fase 4)
5. Guru mendemonstrasikan langkah-langkah dan proses-proses yang salah, agar tidak dilakukan lagi oleh siswa. (Fase 4). 225
C. Penutup
Tiap kelompok diberi tugas Iagi untuk mengukur masa benda-benda yang lain (kelereng, kerikil, bola besi), di luar jam pelajaran dan hasilnya (disajikan dalam bentuk tabel) dikumpulkan minggu depannya. (Fase 5) 226
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal.222-226
Leave a Reply