AsikBelajar.Com | Artikel ini bagian dari buku Siti Aisyah tahun 2008 yang diambil dari bab bahasan tentang “Konsep Dasar Pengembangan Literasi“. Inilah uraian lengkap artikel tersebut:
a. Mendorong perkembangan mendengar
Gunakan kalimat yang kompleks dengan anak usia TK. Orang tua cenderung menggunakan percakapan yang sederhana ketika berbicara dengan anak kecil, tetapi kita dapat menggunakan kalimat yang lebih panjang, lebih kompleks ketika kita berbicara dengan anak usia TK. Dengan menggunakan bahasa yang kompleks, kita membawa anak pada tata bahasa dan kosa kata yang lebih kompleks, membantu anak memahami cerita yang ia dengar, dan selanjutnya membantunya membaca sendiri.
Berbicara tentang masa lalu, sekarang, akan datang, dan “bagaimana jika?”. Untuk berbicara tentang perbedaan waktu ini diperlukan kata-kata tertentu. Kemampuan berfikir tentang perbedaan waktu ini akan membantu anak memahami cerita dan informasi yang dibacakan dengan keras kepada dia dan akan membantu pemahamannya ketika dia membaca seorang diri. Perkenalkan kosa kata baru dalam percakapan sehari-hari. Berjalan-jalan berkeliling dapat menjadi kesempatan untuk berdiskusi. Gunakan kata-kata yang mempunyai lebih dari satu arti, seperti “beruang,” dan jelaskan bahwa beberapa kata mempunyai beberapa arti yang berbeda. Dengan menggunakan kata-kata baru dan berbicara tentang kata-kata, kita memperluas kosa kata anak dan membantunya memahami cerita dan informasi yang dia dengar.
Teruskan membaca dengan keras kepada anak usia TK. Ini adalah usia pada saat anak mampu mendengarkan cerita yang lebih panjang dan buku-buku yang lebih kompleks. Mendorong anak untuk memilih buku yang menarik baginya, akan meyakinkan perhatiannya. Bacalah bermacam-macam bacaan, dan yakinkan bahwa kita akan melanjutkan diskusi tentang buku yang kita baca bersama. Membaca kepada anak setiap han akan meningkatkan kosa katanya, pengetahuan tentang dunia, dan memahami susunan cerita. Membaca keras juga akan menguatkan pengetahuan anak usia TK tentang bahasa tertulis dan bagaimana cara kerjanya. Pemahaman ini penting untuk belajar membaca.
b. Mendorong perkembangan berbicara
Tanyailah anak tentang masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Berilah anak kesempatan untuk membicarakan masa lalu dengan bertanya kepadanya apa yang terjadi di sekolah atau tentang kejadian khusus. Ajaklah ia berbicara tentang masa yang akan datang dengan mengatakan #6.42
tentang liburan keluarga yang akan datang. Membantu anak menyimpan kalender yang berisi peristiwa-peristiwa atau rencana-rencana adalah cara yang baik untuk menstimulasi diskusi ini.
Berbicara tentang ““Bagaimana jika?” Kembangkanlah pembicaraan mengenai “Bagaimana jika?” Kita dapat bertanya, “Apa yang akan dikatakan kucingmu kalau ia bisa bicara?” atau “Akan menjadi binatang apa jika kamu menjadi binatang?” Diskusi ini membantunya berfikir tentang hubungan sebab akibat, dan membantunya membuat perkiraan. Keterampilan berfikir ini membantu anak memahami cerita dan informasi yang dibacakan padanya dan membantunya ketika ia membaca sendiri.
Mintalah anak memberikan arahan dan penjelasan yang sederhana. Berilah kesempatan kepada anak untuk berlatih keterampilan berfikir yang terorganisir. Mampu meletakkan kejadian dalam urutan yang logis akan membantu anak memahami dan menulis cerita.
Lakukanlah permainan kata-kata dengan suara dan huruf. Permainan kata-kata akan membangun kesadaran anak tentang persamaan dan perbedaan di antara suara-suara, dan ini penting dalam belajar membaca. Misalnya cobalah berfikir tentang semua makanan yang mulai dengan huruf “B.”
Diskusikanlah aturan-aturan percakapan dengan anak. Beberapa anak menyadari aturan-aturan secara alami, sementara anak lainnya perlu mendapatkan penjelasan mengenai hal tersebut. Misalnya dalam rangka menjaga kesopanan, anak mungkin membutuhkan keterampilan bercakap-cakap dan pengambilan giliran bicara. Mampu mengikuti aturan-aturan ini akan memungkinkan anak untuk mendengarkan, berpartisipasi, dan mendapatkan keuntungan dari diskusi yang terjadi di dalam kelas.
c. Mendorong perkembangan menulis
Dorong anak untuk mengekspresikan ide dan emosi dalam bentuk tulisan. Tawarkan bantuan jika anak membutuhkannya. Sebuah kartu ulang tahun, surat, dan bahkan daftar belanjaan adalah cara mengkomunikasikan pikiran dan emosi. Ketika kita menunjukkan pada anak betapa berguna dan pentingnya menulis dalam berbagai situas yang berbeda, berarti kita mendorongnya menggunakan tulisan untuk berimajinasi dan berkomunikasi.
Jangan menghawatirkan ejaan yang benar Anak usia TK baru saja mulai belajar tentang hubungan antara huruf dan suara. Pada usia ini, anak pada umumnya mengetahui bagaimana mengeja beberapa huruf yang umum dengan benar, seperti “pergi” dan “datang” tetapi dia “mengeja” dengan #6.43
menggunakan pengetahuannya tentang bunyi huruf untuk mengingat apa yang didengarnya. Misalnya: Anak usia TK yang menulis kata “gajah” dengan huruf “GJH”, sesungguhnya telah berfikir hati-hati mengenai hal ini.
Dorong anak untuk membaca tulisannya sendiri. Beberapa anak usia TK merasa bangga membaca tulisannya dihadapan orang dewasa yang peduli. Meskipun orang tuanya tidak selalu dapat mengartikan apa yang ditulisnya, anak pada umumnya dapat ““membaca” tulisan dia berdasarkan huruf-huruf yang ditulisnya dan ingatannya tentang apa yang ingin ditulisnya. Kita dapat menghargai dan mendorong anak untuk membaca tulisannya sendiri dengan mengatakan, “Saya senang melihat kamu menggunakan kata-kata yang sangat penting.” Tidak semua anak senang membaca tulisannya sendiri, jadi kita harus bersikap sensitif pada keinginan anak untuk menjaga tulisannya tetap bersifat pribadi.
Sediakan macam-macam tulisan dan kertas. Anak termotivasi untuk lebih sering menulis jika macam-macam bahan untuk bereksperimen mudah didapat. Spidol, pensil warna, kapur, pensil bercahaya, pensil yang menyala pada kertas hitam, kapur dan tempatnya, kertas warna dan kartu ucapan bekas, adalah semua bahan yang disenangi anak lima tahun. Dia juga senang menyimpan bahan-bahan tersebut dalam sebuah kotak atau laci sendiri.
Tunjukkan pada anak bagaimana kita menulis. Salah satu cara yang paling penting membantu anak usia TK berkembang menjadi penulis adalah dengan menulis dan berbicara bagaimana prosesnya dengan anak. Pada saat kita memberi alamat pada surat, kita dapat menjelaskan mengapa kita menuliskan nama dan alamat sipenerima di bagian depan surat. Tulislah daftar belanjaan dengan mengatakan dengan keras apa saja yang akan dibeli dan kemudian tuliskanlah. Kita bahkan dapat membuat daftar tentang apa yang telah diucapkan anak dalam membantu kita menemukan huruf pertama untuk menulis “pisang” dan “susu” pada saat kita membuat daftar belanjaan bersama.
d. Mendorong perkembangan membaca
Biarkan anak membaca kata-kata dan tawarkan bantuan hanya jika ia membutuhkannya. Pada akhir masa TK, beberapa anak dapat membaca buku yang sederhana yang berisi kata-kata pendek dan umum dan buku yang mengikuti pula cerita yeng dapat diterka. Kebanyakan anak sangat mengandalkan gambar dan ingatannya tentang cerita dalam membantu dia membaca. Pembaca pemula meningkat dengan jalan latihan, dan dia sangat #6.44
bangga menunjukkan kemampuan barunya tersebut kepada orang dewasa. Pada saat anak membacakan cerita untuk kita, kita dapat memberitahukan kata-kata ketika ia buntu, tapi cobalah untuk tidak ikut campur sebelum dibutuhkan.
Biarkan anak “berbagi” bacaan dengan kita. Tidak semua anak dapat membaca buku sendiri di akhir masa TK, tetapi semuanya dapat berbagi bacaan dengan orang dewasa. Anak yang hanya mengenali beberapa kata dapat membunyikan kata-kata dalam tulisan. Beberapa anak dapat meneruskan bacaan berirama pada saat membaca bersama. Sebagai contoh, jika kita membaca, “Pernahkan kamu melihat marmut menyisir ?” anak mungkin akan mengatakan “rambut” sebagai terusan irama yang benar. Persingkatlah waktu membaca. Membaca dapat menjadi usaha yang sulit bagi anak usia TK. Membaca merupakan kegiatan yang rumit yang membutuhkan sejumlah keterampilan, seperti memperhatikan, melihat hati-hati kepada tulisan, mengingat bunyi huruf, dan kemampuan menerka bahasa. Anak usia TK mengeluarkan banyak enerji untuk membaca, sehingga jika anak menunjukkan tanda frustasi, berarti kita harus benar-benar berhenti.
Doronglah anak untuk menunjuk tulisan dengan jarinya, menunjuk setiap kata yang dibacanya. Kebiasaan ini akan memperkuat pikiran bahwa tulisan mewakili ucapan dan tulisan bergerak dari kiri ke kanan dalam bahasa Indonesia. Kita juga dapat meminta anak untuk mencari kata-kata yang diketahuinya di dalam tulisan atau mencari kata yang dimulai dengan bunyi huruf tertentu. Menanyai anak bagaimana dia tahu suatu tulisan dibaca “keledai” dan bukan “kuda,”, akan membantu meningkatkan kesadarannya terhadap strategi yang mulai ia gunakan di dalam membaca.
Jangan membatasi membaca buku. Membaca adalah keahlian yang biasa kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, jadi doronglah anak untuk membaca kapan saja daripada membaca hanya pada waktu khusus membaca. Membaca marka jalan, melihat daftar bacaan, mengikuti resep masakan sederhana bersama kita, dan membaca menu bersama kita, semua adalah cara kita memperluas bacaan selain buku. #6.45
Sumber:
Aisyah, Siti. 2008. Materi Pokok Perkembangan dan Konsep dan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 6.42 – 6.45.
Leave a Reply