b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
1) Adanya suatu kenaikan dalam potensi inteinktual.
2) Ganjaran intrinsik Iebih ditekankan dari pada ekstrinsik. …116
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
1) Adanya suatu kenaikan dalam potensi inteinktual.
2) Ganjaran intrinsik Iebih ditekankan dari pada ekstrinsik. …116
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
Bruner dalam Budiningsih (2005), pendekatan discovery mempunyai empat keuntungan yaitu: Kode-kode generik (general) memfasilitasi transfer dan retensi. Konsisten pula dengan hal ini ialah bahwa Discovery memfasilitasi transfer dan memory (ingatan). Transferabilitas yang telah berkembang menampak dalam apa yang disebut oleh Bruner sebagai intellectual potency.
Dua keuntungan lainnya berkaitan dengan abilitas problem solving (pemecahan masalah) dan Motivasi. Bruner menandaskan bahwa makin sering digunakan metode-metode Discovery makin membawa seorang pelajar untuk menguasai keterampilan dalam pemecahan masalah (problem solving) menurut terminology Bruner, pelajar menguasai heuristic of discovery. Mengenai Motivasi, Bruner yakin bahwa Discovery mengantarkan pelajar kepada suatu penggiliran dari reliansi pada extrinsic reward kereliansi intrinsic reinforcement. Kalau perbuatan discovery sendiri menyenangkan, suatu external reward kiranya tidak perlu.
Dalam artikel The Act of Discovery, Bruner menyebutkan ada beberapa keuntungan jika suatu bahan dari suatu mata pelajaran disampaikan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada discovery learning, yaitu (Bruner, J. 1969):
1) Adanya suatu kenaikan dalam potensi inteinktual.
2) Ganjaran intrinsik Iebih ditekankan dari pada ekstrinsik. …116
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
a. Kelebihan Metode Discovery Learning
Sebagaimana telah kita ulas sebelumnya, dalam belajar discovery, siswa dikondisikan pada lingkungan belajar yang direfleksikan dalam pembentukan kode-kode generik (general) serta pembentukan sistem-sistem coding secara inheren. Dengan penerapan pendekatan discovery learning dalam belajar memiliki keuntungan-keuntungan. Menurut …115
Bruner dalam Budiningsih (2005), pendekatan discovery mempunyai empat keuntungan yaitu: Kode-kode generik (general) memfasilitasi transfer dan retensi. Konsisten pula dengan hal ini ialah bahwa Discovery memfasilitasi transfer dan memory (ingatan). Transferabilitas yang telah berkembang menampak dalam apa yang disebut oleh Bruner sebagai intellectual potency.
Dua keuntungan lainnya berkaitan dengan abilitas problem solving (pemecahan masalah) dan Motivasi. Bruner menandaskan bahwa makin sering digunakan metode-metode Discovery makin membawa seorang pelajar untuk menguasai keterampilan dalam pemecahan masalah (problem solving) menurut terminology Bruner, pelajar menguasai heuristic of discovery. Mengenai Motivasi, Bruner yakin bahwa Discovery mengantarkan pelajar kepada suatu penggiliran dari reliansi pada extrinsic reward kereliansi intrinsic reinforcement. Kalau perbuatan discovery sendiri menyenangkan, suatu external reward kiranya tidak perlu.
Dalam artikel The Act of Discovery, Bruner menyebutkan ada beberapa keuntungan jika suatu bahan dari suatu mata pelajaran disampaikan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada discovery learning, yaitu (Bruner, J. 1969):
1) Adanya suatu kenaikan dalam potensi inteinktual.
2) Ganjaran intrinsik Iebih ditekankan dari pada ekstrinsik. …116
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
AsikBelajar.Com | Metode discovery sebagai model belajar juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut kelebihan dan kekurangan metode discovery learning.
a. Kelebihan Metode Discovery Learning
Sebagaimana telah kita ulas sebelumnya, dalam belajar discovery, siswa dikondisikan pada lingkungan belajar yang direfleksikan dalam pembentukan kode-kode generik (general) serta pembentukan sistem-sistem coding secara inheren. Dengan penerapan pendekatan discovery learning dalam belajar memiliki keuntungan-keuntungan. Menurut …115
Bruner dalam Budiningsih (2005), pendekatan discovery mempunyai empat keuntungan yaitu: Kode-kode generik (general) memfasilitasi transfer dan retensi. Konsisten pula dengan hal ini ialah bahwa Discovery memfasilitasi transfer dan memory (ingatan). Transferabilitas yang telah berkembang menampak dalam apa yang disebut oleh Bruner sebagai intellectual potency.
Dua keuntungan lainnya berkaitan dengan abilitas problem solving (pemecahan masalah) dan Motivasi. Bruner menandaskan bahwa makin sering digunakan metode-metode Discovery makin membawa seorang pelajar untuk menguasai keterampilan dalam pemecahan masalah (problem solving) menurut terminology Bruner, pelajar menguasai heuristic of discovery. Mengenai Motivasi, Bruner yakin bahwa Discovery mengantarkan pelajar kepada suatu penggiliran dari reliansi pada extrinsic reward kereliansi intrinsic reinforcement. Kalau perbuatan discovery sendiri menyenangkan, suatu external reward kiranya tidak perlu.
Dalam artikel The Act of Discovery, Bruner menyebutkan ada beberapa keuntungan jika suatu bahan dari suatu mata pelajaran disampaikan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada discovery learning, yaitu (Bruner, J. 1969):
1) Adanya suatu kenaikan dalam potensi inteinktual.
2) Ganjaran intrinsik Iebih ditekankan dari pada ekstrinsik. …116
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
AsikBelajar.Com | Metode discovery sebagai model belajar juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut kelebihan dan kekurangan metode discovery learning.
a. Kelebihan Metode Discovery Learning
Sebagaimana telah kita ulas sebelumnya, dalam belajar discovery, siswa dikondisikan pada lingkungan belajar yang direfleksikan dalam pembentukan kode-kode generik (general) serta pembentukan sistem-sistem coding secara inheren. Dengan penerapan pendekatan discovery learning dalam belajar memiliki keuntungan-keuntungan. Menurut …115
Bruner dalam Budiningsih (2005), pendekatan discovery mempunyai empat keuntungan yaitu: Kode-kode generik (general) memfasilitasi transfer dan retensi. Konsisten pula dengan hal ini ialah bahwa Discovery memfasilitasi transfer dan memory (ingatan). Transferabilitas yang telah berkembang menampak dalam apa yang disebut oleh Bruner sebagai intellectual potency.
Dua keuntungan lainnya berkaitan dengan abilitas problem solving (pemecahan masalah) dan Motivasi. Bruner menandaskan bahwa makin sering digunakan metode-metode Discovery makin membawa seorang pelajar untuk menguasai keterampilan dalam pemecahan masalah (problem solving) menurut terminology Bruner, pelajar menguasai heuristic of discovery. Mengenai Motivasi, Bruner yakin bahwa Discovery mengantarkan pelajar kepada suatu penggiliran dari reliansi pada extrinsic reward kereliansi intrinsic reinforcement. Kalau perbuatan discovery sendiri menyenangkan, suatu external reward kiranya tidak perlu.
Dalam artikel The Act of Discovery, Bruner menyebutkan ada beberapa keuntungan jika suatu bahan dari suatu mata pelajaran disampaikan dengan menerapkan pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada discovery learning, yaitu (Bruner, J. 1969):
1) Adanya suatu kenaikan dalam potensi inteinktual.
2) Ganjaran intrinsik Iebih ditekankan dari pada ekstrinsik. …116
3) Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4) Murid iebih senang mengingat-ingat materi.
Selain keuntungan yang dijelaskan Bruner tersebut, Ausubel & Robinson (1969) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan dari penerapan metode discovery.
1) Discovery mempunyai keuntungan dapat mentransmisikan suatu konten mata pelajaran pada tahap operasioperasi konkret. Terwujudnya hal ini bila pelajar mempunyai segudang informasi sehingga ia dapat secara mudah menghubungkan konten baru yang disajikan dalam bentuk expository.
2) Discovery dapat dipergunakan untuk mengetes meaningfulness (keberartian) belajar. Tes yang dimaksudkan hendaklah mengandung pertanyaan kepada pellajar untuk menggenerasi hal-hal (misalnya konsep-konsep) untuk diaplikasikannya.
3) Belajar discovery perlu dalam pemecahan problem jika diharapkan murid-murid mendemonstrasikan apakah mereka telah memahami metode-metode pemecahan problem yang telah mereka pelajari.
4) Transfer dapat ditingkatkan bila generalisasi-generalisasi telah ditemukan oleh pelajar dari pada bila diberikan kepadanya dalam bentuk final. …117
5) Penggunaan discovery mungkin mempunyai efek-efek superior dalam menciptakan motivasi bagi pelajar. Hal in’i dikarenakan belajar discovery sangat dihargai oleh masyarakat kontemporer.
b. Kelemahan Metode Discovery Learning
Meski Ausubel memberi beberapa kelebihan dalam model discovery, ia juga memberi beberapa kelemahan dari model ini. Menurutnya, pada kenyataannya setiap alternatif yang menjadi teori tersebut tak akan efektif baik waktu, biaya, dan keuntungan-keuntungan bagi pelajar. Sesungguhnya hanya sedikit sekolah-sekolah yang mengembangkan belajar discovery pada siswa. Hal ini karena bukan hanya membutuhkan waktu lama, melainkan siswa-siswa kurang memiliki kemampuan dalam mengikuti metode discovery yang justru membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final.
Ausubel menandaskan bahwa sételah umur 11 atau 12 tahun, siswa memang memiliki cukup informasi untuk mampu memahami banyak konsep-konsep baru yang sangat jelas jika diperjelas kepada mereka. Pada usia inli, bila seorang siswa diminta menemukan suatu konsep memang bisa dilakukan namun butuh banyak waktu belajar. Sehingga akibatnya banyak waktu yang terbuang hanya untuk menguasai dan menemukan satu materi pelajaran saja. …118
Sumber:
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Diva Press: Yogyakarta. Hal. 115-118.
Leave a Reply