AsikBelajar.Com | Piaget adalah tokoh besar dibidang psikologi perkembangan. Kiat berutang budi kepadanya dalam bidang perkembangan kognitif anak- anak. Kita berutang budi kepadanya untuk konsepnya yang kuat dan masih bertahan hingga kini, termasuk konsep asimilasi, akomodasi, kepermanenan objek, egosentrisme, konservasi dan penalaran hipotesis deduktif. Piaget juga seorang jenius dalam pengamatannya terhadap anak-anak.
Observasinya yang cermat menunjukkan kepada kita cara baru untuk mengetahui bagaimana anak-anak berperilaku dan menyesuaikan diri dengan dunianya. (Vidal dalam Santrock, 2007: 58). Piaget menunjukkan kepada kita beberapa hal penting unntuk dicermati dalam perkembangan kognitif, seperti pergeseran dari pemikiran pra operasional kepemikiran operasional konkrit. Dia juga menunjukkan kepada kita bagaimana anak-anak perlu menyesuaikan pengalamannya dengan skema mereka sendiri (kerangka kognitif), tetapi pada saat yang bersamaan menyesuaian skema pemikirannya dengan pengalamnnya itu. Piaget juga mengungkapkan kepada kita bagaimana perkembangan kognitif kemungkinan besar akan terjadi jika konteksnya di tata agar terjadi perkembangan bertahap #77
menuju ke level yang lebih tinggi. Dan kita berutang budi kepadanya atas pandangannya bahwa konsep tiidak muncul tiba-tiba dan langsung lengkap tetapi muncul melalui rangkaian pencapaian parsial yang melahirkan pemahaman yang komperhensif (Haith dan Benson dalam Santrock, 2007:58). Untuk lebih rincinya akan dijabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu:
1) Fokus pada proses pemikiran anak-anak, bukan hanya hasilnya. Selain memerikasa ketepatan jawaban anak-anak, guru harus memahami proses yang digunakan anak-anak untuk sampai pada jawaban tersebut. pengalaman pembelajaran yuang tepat didasarkan pada tingkat keberfungsian kognitif anak-anak saat ini, dan hanya ketika guru mengharai metode-metode anak untuk sampai pada kesimpulan tertentu mereka berada pada posisi menyediakan pengalaman seperti itu.
2) Pengakuan terhadap peran penting perkembangan katif yang dimulai oleh anak sendiri dalam kegiatan pembelajaran. Dalam suatu ruang kelas Piaget, penyajian pengetahuan yang sudah jadi tidak ditekankan, dan anak-anak didorong untuk menemukan bagi diri sendiri melalui interaksi-interaksi spontan dengan lingkungan. Karena itu, alih- alih mengajar secara didaktik, guru menyediakan berbagai jenis kegiatan yang memungkinkan anak-anak bertindak langsung dalam dunia fisik.
3) Tidak menekankan praktik yang ditujukan untuk menjadikan anak- anak seperti orang dewasa dalam pemikiran mereka. Piaget merujuk pada pertanyaan “Bagaimana kita dapat mempercepat perkembangan? “sebagai”pertanyaan amerika”. Diantara banyak negara yang dia kunjungi, para psikolog dan pendidik di Amerika Serikat tampak paling tertarik dengan teknik apa saja yang dapat digunakan untuk mempercepat kemajuan anak melewati tahapan-tahapan tersebut. program-program pendidikan yang berbasis Piaget menerima keyakinan yang kuat bahwa pengajaran prematur dappat lebih buruk daripada tanpa pengajaran sama sekali, karena hal itu mengakibatkan penerimaan rumus-rumus orang dewasa secara dangkal alih-alih pemahaman kognitif yang benar.#78
4) Penerimaan perbedaan masing-masing orang dalam kemajuan perkembangan. Teori Piaget beranggapan bahwa semua anak mengalami urutan perkembangan yang sama tetapi dengan kevepatan yang berbeda. Kaena itu guru harus melakukan upaya khusus untuk merencanakan kegiatan-kegiatan di ruang kelas untuk masing- masing orang dan kelompok-kelompok kecil anak-anak alih-alih untuk seluruh kelompok kelas tersebut. selain itu, karena perbedaan masing-masing sudah diperkirakan, penilaian kemajuan pendidikan anak-anak seharusnya dilakukan dari sudut perjalanan perkembangan anak itu sendiri sebelumnya, bukan dari sudut standart normatif yang disediakan oleh kinerja teman-teman dengan usia yang sama. (Slavin, 2008:57-58).#79.
Sumber:
Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal. 77-79.
Leave a Reply