AsikBelajar.Com | Cara berfikir anak usia dini sangat berbeda dengan cara berfikir orang dewasa. Cara berfikir anak usia dini kadang kala tidak masuk akal dan membimbingungkan bagi orang dewasa. Anak akan dapat berfikir secara bersamaan walaupun yang dipikirkannya itu tidak ada berhubungan. menurut Piaget (1972), anak usia dini berada pada praoperasional yaitu usia 26 tahun, dimana anak sudah mulai menggunakan simbol-simbol untuk mempresentasi dunia (lingkungan). Suryanto (2005), mengatakan bahwa perkembangan anak usia dini pada tahap ini anak belajar terbaik melalui kehadiran benda-benda. Anak akan berfikir berdasarkan pada penggalaman akan bendabenda konkret. Untuk memfasilitasi perkembangan tersebut maka dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan penggunaan media pembelajaran. Media selain dapat digunakan untuk mengatarkan pembelajaran secara utuh juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan peguatan maupun motivasi. Kembali kepada arti penting media dalam proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan kepada tujuan pendidikan, maka berikut ini akan diuraikan berbagai peranan media dalam proses belajar mengajar Hamalik, (dalam Sadiman, 2003).
1. Memperjelas Penyajian Pesan dan Mengurangi Verbalitas Sesuai dengan karakteristik dari media, maka penggunaan media dapat membantu manusia mengatasi sedikit banyak keterbatasan indera manusia sehingga pesan yang di #5
sampaikan menjadi jelas. Penggunaan media dapat mengurangi verbalitas karena media dapat mendorong anak untuk aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima oleh anak didik tidak hanya dari guru saja tetapi anak didik juga turut aktif mencari dan mendapatkan informasi pembelajaran tersebut.
2. Memperdalam Pemahaman Anak Didik Terhadap Materi Pelajaran Dengan penggunaan media dalam belajar akan ada kejelasan informasi/pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik. Di samping itu, melalui media peran aktif anak didik dapat digerakkan untuk memperoleh pengetahuan tentang materi pelajaran, maka hal itu secara otomatis akan memperdalam pemahaman anak didik.
3. Memperagakan Pengertian yang Abstrak Kepada Pengertian yang Konkrit dan Jelas Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah dipahami terutama untuk anak usia dini. Oleh karena itu, media mampu menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak dapat dipahami secara konkrit dan jelas. Misalnya ketika mengajarkan makna kasih sayang, Tuhan, Malaikat, dan lain-lain.
4. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Daya Indera Manusia Manusia memiliki keterbatasan indera untuk bisa memahami tentang seluk beluk lingkungan kehidupannya jika hanya mengandalkan daya inderanya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat yaitu denagn menggunakan berbagai media. Hal ini sesuai dengan karakteristik media sebagaimana yang dikemukan oleh Arsyad (2016) yaitu : a. Ciri Fiksatif (Fixative Property) #6
Ciri fiksatif ini dimana media dapat menangkap, menyimpan, dan merekomendasikan suatu objek atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Misalnya foto/kamera, film, video, film bingkai, dan lain-lain.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Pada ciri ini media dapat mengubah objek, waktu, dan peristiwa menjadi 3 hal: close up (objek yang terlalu kecil terlihat lebih besar;luv, mikroskop, dan lain-lain), time lapsel high-speed photography (gerak yang terlalu lambat dapat lebih cepat:kamera), dan slow motion (gerak yang terlalu cepat dapat diperlambat:kamera), objek yang terlalu besar dapat diperkecil dengan miniatur, gambar, maket, dan lain-lain.
c. Ciri Distributif (Distributuve Property) Media dapat menyajikan suatu peristiwa dalam radius yang luas seperti gunung berapi, iklim, dan lain-lain sehingga divisualisasikan dalam bentuk film, dan lain-lain.
5. Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan Dapat Mengatasi Sikap Pasif Anak Didik Dengan penggunaan media, anak diberi kesempatan untuk bereksperimen, dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut. Sebagaimana Zaman, dkk (2005), menjelaskan bahwa penggunaan media akan berguna untuk: 1).Menimbulkan kegairahan belajar 2).Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3).Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
6. Mengatasi Sifat Unik pada Setiap Anak Didik yang diakibatkan oleh Lingkungan yang Berbeda #7
Setiap anak didik berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki budaya, agama, tingkat pendidikan, dan sosial ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap anak didik memiliki keunikan tersendiri dan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menggunakan media yang sesuai dengan para anak didiknya. Misalnya guru menggunakan variasi media untuk mengatasi perbedaan gaya belajar para anak didiknya, sehingga media tersebut akan: 1). Memberikan perangsang yang sama; 2).Mempersamakan pengalaman; 3).Menimbulkan persepsi yang sama.
7. Media Mampu Memberikan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar Dengan menggunakan media yang bervariasi, maka suasana pembelajaranpun akan bervariasi dan menarik bagi anak. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki karakteristik yang memungkinkan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara dan metode.
8. Memberi Kesempatan pada Anak Didik untuk Mereview Pelajaran yang Diberikan Dalam proses belajar-mengajar mungkin saja ada beberapa informasi yang terlewat oleh anak. Dengan melihat kembali media yang digunakan oleh guru dalam menerangkan, anak dapat merevisi kembali informasi pelajaran yang pernah diterimanya tersebut.
9. Memperlancar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan Mempermudah Tugas Para Guru Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar. Menurut Hamalik (dalam Arsyad 2016) pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, mem #8
bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan juga berpengaruh pada psikologis murid. Artinya dengan penggunaan media pembelajaran akan dapat menanbah gairah anak dalam belajar. Anak akan terpancing untuk mengikuti pembelajaran dengan tekun dan juga akan dapat menimbulkan rasa ingin tau yang tinggi. Menurut Levie & Lentz (Basuki Wibawa, 1993) mengemukakan fungsi media pembelajaran sebagai berikut:
1. Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian murid pada isi pelajaran dibantu dengan media gambar sehingga memiliki kemungkinan mengingat isi pelajaran lebih besar.
2. Fungsi afektif yaitu muncul ketika belajar dengan teks yang bergambar, sehingga dapat menggugah emosi dan sikap murid.
3. Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan gambar memperlancar pencapaian tujuan memahami dan mengingat informasi yang terkandung.
4. Fungsi kompensatoris yaitu berfungsi mengakomodasikan murid yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks. Selanjutnya Sudjana dan Rivai (2017), mengemukan manfaat media pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar bagi siswa yaitu: 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatiaan siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, #9
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. 4. Siswa lebih banyak melakukan kegitan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendonstrasikan, dan lain-lain.
Menurut Kemp & Dayton (Arsyad, 2016) mengemukan dampak positif dari penggunaan media pembelajaran yaitu: 1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Adanya penafsiran yang berbeda-beda dari cara guru menyampaikan pembelajaran, namun dengan adanya media pembelajaran maka akan dapat teratasi.
2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Adanya pemakaian media dalam pembelajaran akan dapat menimbulkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Maka penyampaian pesan dalam pembelajaran akan lebih jelas sehingga anak akan termotifasi dan membaut anak ingin tahu terhadap pembelajaran yang disampaikan.
3. Pembelajaran lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, penguatan.
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat dengan adanya media pembelajaran.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagi media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, sfesifik, dan jelas.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. #10
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, guru tidak mesti lagi menyampaikan materi pembelajaran dengan berulang-ulang tapi guru dapat meningkatkatkan pada kegiatan yang lain dalam proses belajar mengajar seperti penasihat siswa. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi murid, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar murid memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh murid dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkrit murid mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak murid memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh murid. (Sanjaya, 2008) Berdasarkan beberapa fungsi dan manfaat media pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli, tampaklah bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki pengaruh dan dampak yang besar terhadap minat dan motivasi siswa. Selain itu dengan penggunaan media #11
pembelajaran juga akan memberi keringanan dan kemudahan bagi guru dalam menyajikan dan membelajarkan siswa. Sehingga pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa bukan pada guru. Karena siswa akan dapat melakukan kegiatankegiatan pengembangan dalam pembelajaran seperti mengamati dan mengkomunikasikan. Dengan begitu guru akan dapat meningkatkan perannya sebagai pengajar dan pendidik. Hal ini terjadi karena adanya usaha untuk menjadikan pembelajaran dari yang abstrak ke kongkrit melalui pengasahan alat-alat indra. Karena dengan adanya media pembelajaran siswa akan dapat melihat, mendengar, bahkan meraba, sesuai dengan materi yang disampaikan. Pada anak usia dini yang meliliki langgam belajar yang berbeda dengan anak SD atau SMP. Sebagaimana hasil penelitian Lynn O’Brien dari SDS (1997), mengatakan bahwa anak usia dini memiliki tiga macam langgam belajar yaitu: haptik/ kinestetik, Visual dan auditorial. Anak yang memiliki langgam haptik atau kinestetik, belajar lebih optimal dengan cara menyentuh, membongkar-pasang, dan melakukan (learning by doing). Anak berlanggam belajar visual akan lebih cepat mengerti jika belajar melalui gambar, skema, atau membaca. Sedangkan anak auditorial lebih suka belajar dengan mendenggarkan suara atau musik (Slamet 2005). Untuk itu penggunaan media yang tepat tentu sangat dapat membantu anak dalam memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru. #12
Sumber:
Guslinda , Kurnia, R. (2018). Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya 2018. Hal. 5-12.
Leave a Reply