AsikBelajar.Com | Pada hakikatnya manusia harus memilih antara baik dan buruk, salah dan benar, suka dan tidak suka. Melalui pendidikan manusia dapat memilih yang sesuai dengan fitrah dirinya yaitu benar atau kebenaran, bukan sekedar baik dan suka. Baik dan suka subjektifitas perasaan, tetapi #99
kebenaran adalah keberadaan pikiran dan kesadaran universal dan dapat diterima oleh semua orang. Karena pada hakikatnya kebenaran hanya ada satu, dan tidak ada dua kebenaran.
Filsafat pendidikan merupakan proses membangun kekuatan pikiran sesuai dengan fungsi nilai. Pikiran merupakan rahmat dan anugerah yang tidak terpana nilainya. Dengan pikiran manusia dapat berkomunikasi ke luar dan menafsirkan berbagai hal, meminba pengetahuan dan pengalaman. Pikiran telah membuat manusia berkembang sedemikian rupa, menciptakan berbagai alat dan sarana untuk memenuhi kebutuhan, menggali sumber alam, menyusun masyarakat berbangsa dan bernegara, membangun budaya dan peradaban.
Pikiran bekerja tidak pernah berhenti, meneliti alam lingkungan, menguak misteri kehidupan, menciptakan berbagai perubahan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sampai era modern, era revolusi industri 4.0 sekarang ini, berbagai kemajuan telah dicapai manusia baik di darat, laut dan udara sampai kepada penjelajahan ruang angkasa, semua itu karena manusia punya pikiran.
Walau semua orang telah menggunakan pikirannya, namun tidak semua orang mau meneliti apa sesungguhnya fungsi pikiran itu. Orang biasanya lebih senang berkata “kita telah diberikan pikiran, gunakan saja tanpa harus bertanya untuk apa”. Kalau kita menyadari bahwa pikiran merupakan anugrah tertinggi yang diberikan Allah kepada manusia, tentu kita harus #100
menelitinya sehingga kita tidak salah menggunakannya. Karena pikiran dapat mengangkat kualitas harkat manusia kepada kehidupan yang lebih baik, namun pikiran pula yang akan membenamkan diri manusia ke harkat yang paling rendah. Secara jelas kita melihat bahwa kamajuan yang dicapai manusia sekarang karena manusia punya pikiran, namun kehancuran yang terjadi adalah ulah pikiran juga. Dengan demikian pikiran bagai tombak bermata dua yang dapat membaca manusia maju mengatasi berbagai tantangan ke depan, namun sekaligus dapat membuat manusia mundur ke belakang, menempatkan manusia lebih rendah dari pada binatang. Oleh karena itu mengerti karakter pikiran sangat penting, agar kita dapat menggunakannya secara benar sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
Lihat Halaman Selanjutnya [Klik Disini]
Leave a Reply