Beberapa fase kritis yang harus dilalui anak hingga sampai dewasa dan sebagai orangtua harus bisa memahami sebagai suatu yang normal. Bila kita sudah memahami setiap fase pertumbuhan anaknya, maka saat itulah kita dapat membangun dan menumbuhkembangkan karakter anak. Adapun fase terebut adalah:
- Usia Balita: Ciri-ciri anak tersebut adalah dia merasa selalu benar, memaksakan kehendak, dan tidak mau berbagi. Peran orangtua: berikan beberapa detik untuk berkuasa dan memiliki secara penuh, kemudian perkenalkan apa arti boleh dan tidak boleh dengan menggunakan ekspresi wajah konsisten dan jangan menggunakan kekerasan suara dan fisik.
- Usia Taman Kanak-Kanak: cirinya adalah konflik adaptif, imitatif, berbagi dan mau menggalah. Ketiga sifat terakhir ini karena anak ingin diterima dalam kelompoknya. Peran orangtua: memberi kesempatan untuk memperhatikan, mencoba dan kerjasama. Perhatikan dan luruskan prilaku imitatif yang cenderung negatif dan dukungalah anak untuk bisa berbagi dan mengalah.
- Usia Skolah Dasar: ciri-cirinya anak ingin mendapat pengakuan. Karena itu, ciri-ciri utamanya mempunyai pendapat yang berbeda, penampilan yang berbeda, gaya bicara berbeda dan hobbinya berbeda pula. Peran orangtua: menghargai pendapatnya dan jangan menyalahkan, ajaklah dialog logika dan berbagi pengalaman, pujilah hal-hal yang baik dari penampilannya, bantulah dengan kalimat positif untuk bisa tampil lebih baik lagi.
- Usia Sekolah Menengah Pertama: Ciri-cirinya anak memasuki persaingan. Oleh karena itu, anak memahami konflik antar personal, konflik atar kelompok dan konflik sosial. Peran orangtua: meningkatkan kedekatan dengan anak melalui dialog dan berbagai cara, jadilah pendengar yang baik dan bukan menjadi hakim, jangan pernah menela pembicaraan dan cerianya, dan jangan beri komentar atau nasihat sebelum tiba waktunya.
Sumber:
Risaldy, Sabil & Meity, H.I. 2014. Panduan Mengatasi Permasalahan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.Luxima Metro Media. Hal 30-31.
Leave a Reply