Faktor lingkungan memberikan dampak yang cukup besar dalam setiap kinerja manajemen. Sondang p. siagian mengemukakan bahwa, “jika ada satu faktor yang mempunyai pengaruh terkuat terhadap analisis serta perumusan kebijaksanaan strategi organisasi faktor itu adalah factor lingkungan, baik yang sifatnya intern maupun ekstern” (Sondang P. Siagian, 2005: 107-108). Keberadaan faktor internal dan faktor eksternal adakalanya menjadi satu keuntungan organisasi untuk berkembang dan terkadang juga menjadi penghambat keberhasilan sebuah organisasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi analisis SWOT dalam mengembangkan lingkungan yang diterapkan oleh kepala sekolah antara lain:
1. Faktor Eksternal
a. Faktor sumber daya manusia
Faktor sumber daya manusia adalah berkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan. “Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan” (PP. RI No. 19 Tahun 2005).
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka pengelola pendidikan dituntut untuk menyiapkan pendidikan dan tenaga pendidik yang berkualitas. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawa-san dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Melihat begitu rumitnya tugas tenaga kependidikan sebagaimana yang disebutkan di atas, maka perlu bagi mereka memiliki keahlian (skill) dasar untuk mempermudah serta membantu mereka dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.
Di sisi lain peran tenaga pendidikan adalah sangat besar pula pengaruhnya dalam upaya melahirkan sumber daya manusia. Tenaga standar nasional pendidikan dalam masing-masing bidang. Baik bidang sarana prasarana, ketenagaan, kurikulum, kesiswaaan, keuangan, dan bidang-bidang lain dalam lingkup pendidikan.
b. Faktor sarana prasarana
Faktor sarana prasarana merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan, sebab tanpa adanya sarana prasarana keberhasilan pendidikan sulit dicapai. Adapaun lingkup manajemen bidang sarana prasarana mencakup beberapa aspek diantaranya “pengadaan barang, pemeliharaan, perbaikan serta pengamanan sarana prasarana”.
Kinerja bidang sarana prasarana pada sekolah mencakup empat aspek, yaitu:
1) Pengadaan barang
2) Pemeliharaan
3) Perbaikan barang
4) Pengamanan barang sarana prasarana sekolah
c. Faktor ekonomi
Krisis ekomomi yang berkepanjangan ternyata memberikan dampak yang cukup besar dalam proses pendidikan. Mengapa tidak, banyak sekali anak bangsa yang putus sekolah hanya karena kendala ekonomi yang di bawah rata-rata di mana mereka tidak mampu untuk membayar uang sekolah. Keadaan ekonomi suatu masyarakat ataupun Negara akan berimplikasi terhadap kinerja pemerintahan pada setiap departemen terutama pada instansi pendidikan. Anggaran pendidikan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap kinerja para kepala sekolah untuk mencetak ouput yang berkualitas.
d. Faktor politik
Kondisi perpolitikan yang sedang berlangsung akan turut mempengaruhi berdampak pada pengembangan dunia pendidikan. Carut-marutnya peta perpolitikan di suatu Negara seperti terjadinya pemberontakan, pertentangan anta relit politik dan lain-lain sedikit banyaknya akan mengurangi perhatian dan konsentrasi pemerintah dalam dunia pendidikan. Sebaliknya kalau peta politik pada suatu Negara kondusif, maka pemerintah akan lebih konsentarsi serta focus dalam mengembangkan serta memajukan dunia pendidikan kearah yang lebih baik.
Adapun konkritisasi politik pendidikan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah, sehingga pemerintah daerah dapat meningkatkan serta mengembangkan pendidikan pada daerah setempat adalah dengan adanya ekonomi pendidikan pada sekolah masing-masing di mana tiap-tiap kepala sekolah mendapat kewenangan untuk mengelola dan mengatur prosedur pembelajaran/ pendidikan untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan pada daerah setempat. Dalam perspektif lain, otonomi daerah dalam hal pendidikan hendaknya berpedoman pada aturan pemerintah pusat tentang sistem pendidikan nasional. Maksudnya dengan adanya aturan pemerintah pusat tentang sistem pendidikan nasional menjadi tolak ukur bagi pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tiap-tiap kepala sekolah atau pimpinan lembaga pendidikan maupun pimpinan instansi pendidikan sekalipun bergerak dengan data dan aturan yang tidak melanggar batas kewenangan, artinya kewenangan yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan.
e. Faktor sosial
Begitu juga dalam bidang sosial kemasyarakatan turut mempengaruhi maju mundurnya suatu pendidikan. Tatanan sosial kemasyarakatan yang tenang, aman, damai dan terkendali akan tercipta suatu kebersamaan dalam memajukan masyarakat itu sendiri termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan. Dalam hal ini, adanya kepahaman bagi masyarakat tentang pentingnya arti sebuah pendidikan akan menjadi motivasi pemerintah untuk terus meningkatkan pendidikan. Karena pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat serta orang tua peserta didik.
Oleh sebab itu untuk mewujudkan masyarakat bangsa yang cerdas, terampil, kreatif serta inovatif dalam pendidikan, maka sewajarnya kalau sosial kemasyarakatan harus terus dibina, diperhatikan serta dijaga kelanggengannya. Oleh karena itu faktor sosial masyarakat sebagaimana disebutkan di atas sangat mempengaruhi kelangsungan dan keberhasilan dalam penyeleng-garaan pendidikan.
2. Faktor eksternal
Pada masa sekarang ini pendidikan dan pengajaran tidak lagi berpusat pada buku, tetapi beroriontasi pada kebutuhan kehidupan didalam masyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang berhubungan dengan masyarakat. Kepala sekolah serta dewan guru sebaiknya perlu mengetahui benar-benar kondisi-kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi program pendidikan seperi lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah pendidikan yang timbul didalam masyarakat itu, adat istiadat atau kepercayaan masyarakat, keadaan penghidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
Selain itu diharapkan juga dapat mengkaji sumber-sumber masyarakat yang dapat dimasukan kedalam rencana perkembangan pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa pengajaran yang di berikan kepada murid-murid bukanlah bahan yang statis dan usang, melainkan merupaka bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan murid sekarang dan dikehidupan yang akan datang.
Leave a Reply