AsikBelajar.Com | Evaluasi perkembangan dan belajar anak secara individu sangat penting bagi perencanaan dan implementasi DAP. Untuk itu evaluasi harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian. Evaluasi yang tidak akurat akan dapat mendiskreditkan anak. Saat ini, instrumen berupa tes yang reliable dan valid untuk mengukur kemajuan perkembangan anak usia dini masih sangat jarang. Kelangkaan ini menyebabkan evaluasi untuk anak usia dini berupa tes tertentu tidak terlalu bermakna. Akan lebih baik jika evaluasi itu didasarkan dari observasi guru yang diuraikan secara deskriptif, bukan ditampilkan dalam bentuk angka/nilai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi perkembangan anak adalah sebagai berikut (Bredekamp & Coople, 1997).
a. Kebijakan yang berdampak besar pada anak, seperti penerimaan murid baru, penempatan kelas atau kenaikan jenjang tidak boleh dibuat berdasarkan satu jenis asesmen saja, misalnya hanya melalui tes. Kebijakan semacam ini harus mempertimbangkan berbagai informasi #3.22
lain yang relevan, terutama data dari hasil observasi yang dilakukan pendidik maupun orang tua. Asesmen tentang kemajuan perkembangan anak dapat digunakan untuk merevisi kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Selain ini asesmen tersebut juga perlu dikomunikasikan dengan orang tua, dan merupakan salah satu masukan untuk mengevaluasi efektivitas program yang sedang berjalan.
b. Asesmen perkembangan dan hasil observasi anak dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak yang memiliki kebutuhan khusus dan/atau anak dengan risiko tertentu, dan untuk merencanakan kurikulum yang sesuai bagi mereka. Informasi dari hasil asesmen dan observasi ini digunakan untuk mengembangkan program yang sesuai bagi anak-anak tersebut dan mungkin dapat digunakan juga sebagai rekomendasi profesional bagi orang tua.
c. Prediksi perkembangan anak yang didasarkan pada pengukuran dan norma yang telah dibakukan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan beberapa anak atau kelompok anak hanya merupakan informasi normatif yang perlu dipertanyakan kegunaannya. Perbandingan kemajuan anak ini seharusnya selain dilihat berdasarkan kesamaan usia, juga perlu mempertimbangkan jenis kelamin, budaya dan sosial ekonomi.
d. Bagi tiap anak yang sudah memenuhi kelayakan usia pada program PAUD (TPA/KB/TK) tertentu, sebaiknya diatur penempatan anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Mestinya tidak ada Program PAUD yang menolak calon anak didik yang telah memenuhi usia tertentu, dengan alasan belum memenuhi syarat yang ditetapkan lembaga tersebut. Sistem pendidikan pada program PAUD bertanggung jawab dalam mengakomodasi perkembangan dan kebutuhan tiap anak dalam kurikulum, bukan memaksa anak untuk mengikuti kurikulum yang diterapkan.
Selain petunjuk praktis pelaksanaan DAP di atas, ada beberapa kebijakan penting yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini, yaitu sebagai berikut (Bredekamp & Coople, 1997)
a. Tiap pendidik AUD sebaiknya memiliki pengetahuan tingkat perguruan tinggi (Strata l) dalam bidang pendidikan anak. Pendidik juga #3.23
diharapkan selalu mengikuti perkembangan pengetahuan tentang perkembangan anak dan penerapannya dalam pendidikan anak usia dini.
b. Penerapan program DAP memerlukan persiapan pengetahuan agar pendidik dapat mengembangkan program pendidikannya dengan pendekatan personal, konkret dan berpengalaman. Pengetahuan tersebut meliputi dasar-dasar teori, berbagai penelitian tentang pengembangan anak, berbagai metode yang sesuai untuk AUD, dan pengalaman lapangan.
c. Pendidik AUD diharapkan telah memiliki pengalaman Praktik mendidik anak usia tersebut. Bagi calon pendidik yang belum pernah berinteraksi dengan anak usia dini, sebelum terlibat dalam pengasuhan anak usia dini perlu diberikan pelatihan khusus yang dilengkapi dengan pengalaman praktis mendidik AUD di bawah pengawasan seorang ahli.
d. Penerapan program pendidikan anak usia dini yang sesuai perkembangan perlu membatasi jumlah anak dalam kelompok dengan menyediakan jumlah pendidik yang memadai agar terjamin pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan usia dan individu tiap anak.
e. Seorang pendidik yang sudah sangat berpengalaman pun akan kewalahan bila jumlah anak didik yang menjadi tanggung jawabnya terlalu banyak. Rasio yang ideal antara pendidik dengan anak pada program pendidikan untuk anak usia 4 tahun adalah 2:20, artinya 2 orang pendidik (dalam satu ruangan) bertanggung jawab mengasuh tidak lebih dari 20 anak. Makin muda usia anak, tentunya memerlukan perhatian yang lebih besar sehingga rasio antara pendidik dengan anak seharusnya makin kecil. Jumlah anak dalam kelompok dan rasio anak dengan pendidik akan meningkat secara bertahap. #3.24
Sumber:
Aisyah, Siti. 2008. Materi Pokok Perkembangan dan Konsep dan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional . Hal. 3.22-3.24.
Leave a Reply