AsikBelajar.Com | Dalam berbagai publikasi dan korenspondensi personal, James dalam menyikapi pragmatisme lebih radikal daripada Peirce dan Dewey, yang merefleksikan tema-tema eksistensialisme. Pandangan James ini dikenal dengan sebutan “empirisisme radikal”. Menurut James, pentingnya suatu tindakan dinilai dari sudut alasannya. James mengajarkan bahwa setiap tindakan harus dijastihkasi dari hasilnya bukan atas dasar ajarannya. Pemikiran James seperti ini yang telah disalahgunakan oleh Mussolini untuk membenarkan “nihilistic view of power”. Nampaknya, Mussolini mencampuradukkan atara paham “eksistensialisme” dengan “nihilisme nilai”, dan menyatakan bahwa nasib dalam tindakan yang mendorong “hidup dan bertempur”. Dan kekeliruannya ini yang menjerumuskan Mussolini ke dalam jurang Fasisme.
James menyambung suatu tradisi yang berkembang sejak pertengahan abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20, yaitu transendentalisme Emerson dn Thoreau yang membawa manusia menjauh dari meliorisme sosial, serta teori-teori existensiaI-diri dari Rollo May, Gordon Allport, Abraham Maslow, dan Carl Rogers, yang memusatkan perhatian pada proses aktualisasi diri individual. Transendentalisme ini secara teoritis dapat dianggap sebagai reaksi terhadap rasionalisme “pencerahan”, dan secara praktis merupakan reaksi terhadap awal Revolusi Industri.
Pada akhir-akhir masa hidupnya, James Iebih menekuni psikologi daripada filoson. Pada tahun 1890, James menerbitkan buku “Principles of Psychology” yang menjadi tonggak sejarah psikologi Amerika. Karya tersebut segera diikuti dengan “Psychology: The Briefer Course and Talks to Teachers”; Karier (1986) menyebutkan bahwa tulisan James membahas konsep yang rinci dan dalam tentang psikologi pedagogi, yang dibingkai dengan individualisme, sehingga relevan dengan masalah siswa dan guru. Dalam “Principles of Psychology’, James mengisaratkan bahwa praktik-praktik pendidikan bersifat individualistik. Menurut James, proses pendidikan harus mencocokkan setiap kebutuhan anak dalam lingkungannya, bukan berdasarkan fungsi melioristik sosial.
Dalam kesempatan lain, James juga mendalami studi tantang perspektif empiris dari perilaku manusia, yang didekati dengan metode ilmiah. James menekankan faktor turunan, psikologi empiris, dan konservatisme sosial. Pandangan James ini pada awal abad ke-20 akhirnya sangat mempengaruhi dunia pendidikan Amerika, terutama setelah diteruskan oleh mahasiswanya yang terkenal, yaitu Edward L. Thorndike.
Sumber:
Sohandji, Ahmad. 2012. Manusia, Teknologi, Dan Pendidikan Menuju Peradaban Baru. Malang: Universitas Negeri Malang. Hal. 15-16.
Leave a Reply