AsikBelajar.Com | Pembahasan dimensi Komunikasi dan Dinamika pada Manusia yang diambil dari buku Husamah dkk tahun 2015 berjudul Pengantar Pendidikan dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Dimensi Komunikasi
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan manusia, sejak bangun tidur sampai beranjak tidur. Manusia berinteraksi atau berkomunikasi baik secara vertikal (dengan Tuhannya) maupun secara horizontal (dengan sesama manusia dan alam semesta) untuk mencapai tujuan hidupnya. Komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan.
Menurut Effendy (2006) secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1998).
Komunikasi antar manusia merupakan suatu rangkaian proses yang halus dan sederhana. Komunikasi selalu dipenuhi berbagai unsur-sinyal, sandi, dan arti, tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan atau kegiatan itu. Komunikasi antar manusia juga merupakan rangkaian proses yang beraneka ragam. Ia dapat menggunakan beratus-ratus alat yang berbeda, ketika manusia berinteraksi saat itulah mereka berkomunikasi (Blake & Haroldsen, 2003). #18
2. Dimensi Dinamika
Menurut Drijakarja, manusia mempunyai atau berupa dinamika (manusia sebagai dinamika), artinya manusia tidak pernah berhenti, selalu dalam keaktifan, baik dalam aspek fisiologik maupun spiritualnya. Dinamika mempunyai arah horisontal (ke arah sesame dan dunia) maupun arah transendental (ke arah Yang Mutlak). Adapun dinamika itu adalah untuk penyempurnaan diri baik dalam hubungannya dengan sesama, dunia dan Tuhan. Manusia adalah subjek, sebab itu ia dapat mengontrol dinamikanya. Namun demikian karena ia adalah kesatuan jasmani-rohani (yang mana ia dibekali nafsu), sebagai insan sosial, dan sebagainya, maka dinamika itu tidak sepenuhnya selalu dapat dikuasainya.
Terkadang muncul dorongan-dorongan negatif yang bertentangan dengan apa yang seharusnya, kadang muncul pengaruh negatif dari sesamanya yang tidak sesuai dengan kehendaknya, kadang muncul kesombongan yang tidak seharusnya diwujudkan, kadang individualitasnya terlalu dominan atas sosialitasnya, dan sebagainya. Sehubungan dengan itu, idealnya manusia harus secara sengaja dan secara prinsipal menguasai dirinya agar dinamikanya itu betul-betul sesuai dengan arah yang seharusnya (Suyitno, 2010). #19
Sumber:
Husamah dkk. 2015. Pengantar Pendidikan. Malang: Universitas Muhamadiyah. Hal. 18-19.
Leave a Reply