AsikBelajar.Com | Manusia ketika dilahirkan bukan hanya dikaruniai potensi individualitas dan sosialitas, melainkan juga potensi moralitas atau kesusilaan. Eksistensi manusia memiliki dimensi moralitas. Manusia memiliki dimensi moralitas sebab ia memiliki kata hati yang dapat membedakan antara baik dan jahat. Adapun menurut Immanuel Kant #15
disebabkan pada manusia terdapat rasio praktis yang memberikan perintah mutlak atau categorical imperative (van der Weij, 1991). Manusia adalah mahluk yang memiliki keterikatan dengan nilai-nilai dan norma- norma, baik norma masyarakat, norma agama, maupun norma hukum. Manusia memiliki kata hati artinya mampu membedakan hal yang baik dengan yang tidak baik (buruk).
Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) dimensi kesusilaan atau moralitas maksudnya adalah bahwa dalam diri manusia ada kemampuan untuk berbuat kebaikan seperti bersikap jujur dan bersikap/berlaku adil. Manusia susila adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut. Agar anak dapat berkembang dimensi moralitasnya, diperlukan upaya pengembangan dengan banyak diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan.
Kebebasan manusia bukanlah kebebasan yang mutlak tetapi kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan manusia memiliki batasan-batasan, seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam.
Faktor yang membatasi kebebasan manusia dari luar adalah lingkungan dan pendidikan, sedangkan faktor yang membatasi dari dalam adalah bakat serta kemampuan. Kebebasan manusia juga memiliki aturan dalam berbagai norma, seperti norma kesopanan, norma etiket, norma sosial, norma moral, norma agama, norma adat istiadat, dan norma hukum (Azani, 2012). #16
Sumber:
Husamah dkk. 2015. Pengantar Pendidikan. Malang: Universitas Muhamadiyah. Hal. 15-16.
Leave a Reply