Demokrasi: Suara Tuhan yang Tergadai – AsikBelajar.Com. Maaf…tulisan/postingan ini bukan ingin menghina ke-Esa-an Tuhan atau opini yang ada ini ingin menjelekan/melemahankan ke-Maha Kuatan Tuhan semesta alam. Opini dalam postingan ini dibuat dalam konteks istilah yang sering dipakai dalam sistem demokrasi yang didengungkan dengan istilah “Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan”…Benarkah?

Melihat kenyataan yang ada di sekeliling kita, kegiatan pemilu kita dalam pelaksanaan demokrasi “sering” kita temukan “pembelian” suara pemilih (baca: rakyat), walaupun pembuktiannya sulit terungkap. Padahal kenyataannya “pembelian” itu ada kita lihat di depan mata kepala kita.
Baca juga: Demokrasi, Korupsi: Cape Deh…[Klik Disini]
Kita juga sudah sering membaca di medsos seorang kandidat merasa dirinya (atau Tim-nya) anti korupsi, sedangkan partai pengusungnya atau partai tempat dia berasal merupakan “sarang” para koruptor. Mungkinkah orang-orang partai tersebut melakukan korupsi untuk memodali partainya berkampanye yang nilainya relatif mahal? Kembali kepada suara rakyat yang terbeli. Memang disini pemilih perlu mencermati atau peka terhadap kenyataan ini. Tapi kenapa rakyat kita seperti tidak berdaya? Jawabannya adalah karena kondisi ekonomi masyarakat yang belum sejahtera ditambah saat pemilihan atau saat pencoblosan kondisi tersebut dimanfaatkan partai atau kandidat bahwa suara rakyat tersebut banyak yang partai atau kandidat beli. Baik kandidat yang mau duduk di Legislatif maupun di eksekutif. Kita hanya bisa berdoa, semoga suatu saat nanti teman, sahabat, rakyat kita sadar agar tidak mau suara dibeli dengan harga yang sangat murah untuk jabatan selama 5 tahun. Seharusnya kita kembalikan istilah bahwa “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan”. Tapi kenapa suara Tuhan kau gadaikan. Kenapa kandidat partai atau kandidat pejabat begitu tega merusak rakyat / konstituennya hanya untuk sebuah jabatan? Bukankah jabatan Anda akan dimintai pertanggung jawabkan di hari akhir nanti? Dan di hari akhir nanti tidak ada yang dapat membeli suara Tuhan yang sebenarnya.
Leave a Reply