AsikBelajar.Com | Seperti telah dijelaskan bahwa anak didik yang mengalami kesulitan belajar adalah anak didik yang tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar, sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain, guru, ataupun orang tua.

Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar anak didik dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut.
1. Menunjukkan prestas: belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas. …212
2. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
3. Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugax belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal. Misalnya mengerjakan soal-soal dalam waktu lama baru selesai, dalam mengerjakan tugas-tugas selalu menunda waktu.
4. Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar. seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung, dan sebagainya.
5. Anak didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu sedih, kurang gembira, atau mengasingkan diri dari kawan-kawan sepermainan.
6. Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinggi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
7. Anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran,-tetapi di lain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.
Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa menginter-pretasi atau memprediksi bahwa anak kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Atau bisa juga dengan cara lain, yaitu melakukan penyelidikan dengan cara:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan langsung mengamati terhadap objek. Sambil melakukan observasi, dilakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang tampak pada diri subjek, kemudian diseleksi untuk dipilih yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Data yang dapat diperoleh dengan observasi, misalnya: …213
1. Bagaimana sikap anak didik dalam mengikuti pelajaran? Ada gejala-gejala cepat lelah, mudah mengantuk, sukar memusatkan perhatian, catatannya tidak lengkap, malas memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
2, Bagaimana persiapan psiko-flsiknya dalam menghadapi pelajaran yang akan diberikan? Biasanya anak didik yang malas menerima pelajaran kurang kreatif dan cekatan dalam mempersiapkan segala sesuatunya.
b. Interviu
Interviu adalah suatu cara mendapatkan data dengan wawancara langsung terhadap orang yang diselidiki atau terhadap orang lain guru, orang tua atau teman intim anak yang dapat memberikan informasi tentang orang yang diselidiki. Interviu sebagai pendukung yang akurat dari kegiatan observasi. Keakuratan data lebih terjamin bila kegiatan observasi dilanjutkan dengan kegiatan interviu.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara untuk mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen, yang barhubungan dengan orang yang diselidiki. Teknik dokumentasi adalah suatu cara yang sering dipakai dalam upaya mencari faktor-faktor penyebab yang menyebabkan anak didik mengalami kesulitan belajar melalui dokumen anak didik itu sendiri. Di antara dokumen anak didik yang perlu dicari adalah berhubungan dengan:
– Riwayat hidup anak didik.
– Prestasi anak didik.
– Kumpulan ulangan.
– Catatan kesehatan anak didik
– Buku rapor anak didik.
– Buku catatan untuk semua mata pelajaran, dan sebagainya. …214
Kemudian bisa juga dengan melihat Buku Pribadi Anak Didik yang disebut Cumulative Record. Di dalam buku ini banyak informasi berupa data tentang pribadi anak didik secara mendalam. Buku pribadi anak didik itu biasanya ada pada petugas bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Oleh karenanya, dalam rangka menjaring anak didik yang berkesulitan belajar sebaiknya guru bekerja sama dengan petugas BP, meskipun guru sendiri bisa berperan sebagai petugas BP yang berusaha membantu anak didik keluar dari kesulitan belajar.
d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami anak didik berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya. Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal untuk satu mata pelajaran yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi anak didik. Soal-soal tersebut bervariasi dan difokuskan pada kesulitan. Tes ini biasanya dilaksanakan sebelum suatu pelajaran berjalan. Diadakan untuk menjajaki pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai anak didik. Apakah para anak didik sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperlukan untuk dapat mengikuti suatu bahan pelajaran lain? Karena itu, tes diagnostik semacam itu disebut juga test of entering behaviour, yaitu suatu cara untuk mengetahui tingkat dan jenis karakteristik perilaku yang anak didik miliki ketika dia rnau mengikuti kegiatan interaksi edukatif di kelas. Dengan kata lain, sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan guru, dapat diketahui dengan tes diagnostik. …215
Sumber:
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.Hal.212-215.
Leave a Reply