
BBM dan Atas Nama Subsidi Rakyat – AsikBelajar.Com. Hari-hari ini ada pemandangan yang berubah di beberapa SPBU. Antrian pembelian nampak terjadi di beberapa SPBU seperti yang terjadi di Banjarmasin. Masalah kelangkaan stock BBM sepertinya menjadi persoalan yang terulang lagi seperti dulu-dulu menjelang kenaikan BBM. Terlepas dari aspek bisnis, BBM khususnya bensin menjadi barang langka disaat ada isu kenaikan BBM, dan itu terus terjadi.
Ada yang lucu bila kita membaca dari beberapa media online seputar isu kenaikan BBM, seperti yang diberitakan dari INILAH.COM:
PDI Perjuangan dianggap aneh. Pada 2012 partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini paling ngotot menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tapi kini justru yang mendorong Presiden SBY menaikkannya.
Keanehan PDIP ini dirasakan oleh Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Dia menilai sikap PDIP ini tidak kesatria. Apalagi sampai mengancam SBY.
“Dulu SBY diancam-ancam supaya nggak naikkan BBM. Sekarang parpol yang sama ancam-ancam supaya SBY segera naikkan BBM,” kata Ramadhan, saat dihubungi, Rabu (27/8/2014).
http://nasional.inilah.com/read/detail/2130885/pdip-aneh-desak-sby-naikkan-bbm#.U_3v26NRIdU DIAKSES TGL 27-08-2014.
Yang menjadi alasan waktu itu adalah partai banteng tersebut ingin tidak membebani rakyat banyak, sehingga BBM perlu mendapat subsidi. Atau alasan tersebut singkatnya adalah subsidi demi rakyat. Namun, lucunya kemenangan Jokowi sebagai presiden justru memberikan berita yang sangat bertolak belakang. Hal ini seperti yang diberitakan dari Kompas.com.
“Alangkah baiknya (subsidi BBM dikurangi) sebelum (saya dilantik jadi presiden),” ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Senin (25/8/2014), soal waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/08/26/075421026/Ini.Mau.Jokowi.soal.Kebijakan.Subsidi.BBM. diakses tgl 27-08-2014.
Artinya, disatu sisi PDIP dulunya ngotot tidak mau mengurangi subsidi BBM, namun ketika “mau” berkuasa ada keinginan untuk mencabut subsidi BBM tersebut. Dan lucunya harapan tersebut ingin dibebankan kepada presiden SBY. Kenapa Jokowi masalah pencabutan BBM harus ngajak SBY? Kenapa dari dulu partainya ngotot tidak mau cabut subsidi? Apakah ini merupakan karma untuk PDIP? Entahlah…Dunia politik tidak ada yang abadi, yang (abadi) ada hanya kepentingan. Jadi, bisa jadi win-win, artinya SBY ikuti mengurangi/cabut subsidi dengan catatan dan Jokowi Subsidi BBM dengan catatan. Haaa…artinya tetap kita-kita yang kena imbasnya bro…(IMHO).
Leave a Reply