AsikBelajar.Com | Muhammadiyah lahir di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 18 November 1912 bertepatan dengan tanggal 18 Dzuhijjah 1330 Hijriah dengan diprakarsai oleh KH. Ahmad Dahlan (Hambali, 2006; Fakhruddin, 2005). KH. Ahmad Dahlan (waktu mudanya bernama Raden Ngabehi Muhammad Darwis), lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman Yogyakarta. Ayahnya seorang alim bernama K.H. Haji Abu Bakar, pejabat Khatib di Masjid Agung Kesultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putri Haji Ibrahim, pejabat penghulu kesultanan (Burhani, 2004). Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa.
KH. Ahmad Dahlan tidak mengenyam pendidikan formal sebab orang-orang Islam melarang anaknya masuk sekolah Gubernemen Belanda. Ia mendapat didikan dari ayahnya sendiri selanjutnya mengaji Bahasa Arab, Tafsir, Hadis dan Fikih kepada Ulama-ulama di Yogyakarta. Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, al-Afghani, Rashid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Makkah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, beliau sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib Al- Minanagkabawi yang juga guru dari pendiri NU yakni Hasyim Asy’ari. Dua kali di Mekah belajar pada Syekh Ahmad Khatib Al-Minanagkabawi, #120
belajar Ilmu Tauhid, Fikih, Tasawuf, Falah dan yang menarik hatinya adalah Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh. Keprihatinan Ahmad Dahlan melihat pengalaman Islam di Indonesia membuat ia bertekad untuk bekerja keras mengembalikan Islam sebagaimana landasan aslinya yaitu Al-Quran dan Al-Hadis (Salam, 1968; Jurdi, 2010).
Muhammadiyah itu bahasa Arab, berasal dari kata-kata “Muhammad” kemudian mendapat tambahan kata “iyyah”. “iyyah” itu menurut tata bahasa Arab (Nahwu) bernama ya’ nisby, artinya untuk menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti sejenis dari Muhammad. Tegasnya golongan-golongan yang berkemauan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW (Fakhruddin, 2005). Secara terminologi, Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar, berazaskan Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah (Hadis). Pemberian nama Muhammadiyah dengan maksud berpengharapan baik (bertafa’ul), mencontoh dan menteladani jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW. Semua ditujukan demi terwujudnya kejayaan Islam, sebagai idealitas dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realitas (Pasha & Darban, 2000).
Setting sosial yang mengitari KH. Ahmad Dahlan telah memberikan inspirasi cemerlang untuk mendirikan Muhammadiyah. Berdirinya Muhammadiyah di samping merupakan hasil dan telaah terhadap ajaran Al-Quran juga tidak terlepas dari kondisi sosial masyarakat pada waktu itu. Pada saat kondisi yang tidak menentu K.H. Ahmad Dahlan muncul sebagai salah seorang yang peduli terhadap kondisi yang dihadapi oleh masyarakat pribumi secara umum atau masyarakat Muslim secara khusus.
Sejak kelahirannya, Muhammadiyah telah menetapkan garis perjuangan (khittah) untuk bergerak di bidang da‘wah, sosial, dan pendidikan. Gagasan pendidikan yang dipelopori kyai Ahmad Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek “iman” dan “kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985). Apresiasi sejarah terhadap Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan oleh faktor besarnya partisipasi organisasi ini dalam dunia Pendidikan. Partisipasi Muhammadiyah dalam memperkuat bangsa ini dalam konteks Pendidikan dimulai sejak Muhammadiyah lahir pada tahun 1912. Hal ini mengingat bahwa salah satu faktor yang mendorong lahirnya Muhammadiyah adalah adanya realitas obyektif #121
Lihat Halaman Selanjutnya [Klik Disini]
Leave a Reply