Aktivitas pada Prinsip-Prinsip Pembelajaran – AsikBelajar.Com. Thomas M Risk mengemukakan “Teaching is the guidance of learning experience” (mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri hanya mungkin dipeoleh jika anak didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya, guru hanya dapat membantu anak didik itu belajar. Jika seseorang anak ingin belajar memecahkan suatu problem, ia harus berpikir menurut langkah-langkah tertentu. Kalau ingin menguasai sesuatu keterampilan, ia harus berlatih mengkoordinasikan otot-otot tertentu. Kalau ia ingin memiliki sikap-sikap tertentu ia harus memiliki sejumlah pengalaman emosional.
Dengan demikian, belajar yang berhasil mesti melalui berbagai aktivitas, baik fisik maupun psikis.
Aktivias fisik adalah:
- giat aktif dengan anggota badan
- membuat sesuatu
- bermain
- bekerja
Keaktifan jasmani atau fisik sebagai kegiatan yang nampak, yaitu pada saat anak didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain.
Aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam proses pembelajaran secara aktif, seperti mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, dan mengasosiasikan ketentuan yang satu dengan ketentuan yang lainnya. Kegiatan psikis nampak bila anak didik sedang mengamati dengan teliti, memecehkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
Dua aktivitas (fisik dan psikis) harus dipandang sebagai hubungan erat. J. Piaget berpendapat “Seseorang anak berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”.
Paul B. Diedrich mengatakan kegiatan-kegiatan jasmani dan rohani yang dapat dilakukan di sekolah adalah sebagai berikut:
- Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan untuk orang lain.
- Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, interview, dan diskusi.
- Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan ceramah.
- Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
- Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, dan pola.
- Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, dan memelihara binatang.
- Mental activities seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
- Emotion activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan kagum.
Metode mengajar yang lebih menekankan pada keaktifan siswa antara lain eksprimen, proyek, demontrasi, sosiodrama, kerja kelompok, penugasan, diskusi, karyawisata, dan drill.
Untuk membangkitkan keaktifan jiwa anak didik, guru perlu:
- mengajukan pertanyaan dan membimbing diskusi.
- memberikan tugas-tugas pemecahan masalah, menganalisis, dan mengambil keputusan.
Untuk mengaktifkan jasmani, guru perlu:
- menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel kerja.
- praktik di laboratorium.
- mengadakan pameran, atau karyawisata.
Sumber:
Ngalimun dkk. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. (Halaman: 37-39).
Leave a Reply