AsikBelajar.Com | Tulisan ini hadir dikarenakan adanya kegalauan penulis melihat, mendengar dan membaca tentang kondisi negara yang sangat kita cintai Indonesia. Banyak ketidak adilan yang dirasakan oleh penulis, seperti : kehidupan wakil rakyat di DPR tidak mewakili yang dirasakan oleh konstituennya di lapangan. Pembangunan yang selayaknya dapat memberikan peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar justru ingin menghilangkan masyarakat tersebut. Belum lagi pembangunan fisik yang berorientasi asal bangun, sehingga banyak yang makrak dan merugikan keuangan negara.
Itulah akibat biaya politik yang mahal, sehingga korupsi di segala bidang dan dengan segala cara banyak proyek yang tidak jelas arah manfaatnya dapat mengganti biaya saat pemilu. Pembangunan hanya mengejar proyek agar dapat duit sehingga banyak duit berhamburan sia-sia. Tujuannya jelas agar dapat Fee. Itulah salah satu cara agar biaya politik seseorang politikus (baca : banyak tikus) agar dapat balik modal. Belum lagi politik balas jasa ke tim suksesnya. Tentulah semua itu dibarter denga proyek-proyek seperti tambang maupun kebijakan yang menguntungkan mereka. Penulis menyebutnya adalah politik balas jasa.
Selama hampir 10 Tahun negara Indonesia dinina-bobokan dengan hiburan berbau korupsi bagi para pejabat. Tentu saja semua itu hanya dapat dilakukan oleh yang berkuasa di negeri ini.
Menurut penulis, sejatinya pembangunan itu berpihak kepada keadilan dan kemakmuran bagi bangsanya sendiri bukan bangsa asing. Artinya, bila pembangunan memberikan dampak yang tidak baik bagi bangsa sendiri, maka pembangunan yang mereka sebut itu sebenarnya “bukan pembangunan yang sebenarnya” tapi merupakan “penjajahan yang hanya berkedok sebutan pembangunan saja”.
Leave a Reply