AsikBelajar.Com | 7 Ciri-Ciri Alat Permainan Edukatif (APE) Alat permainan edukatif untuk anak usia dini yang dimaksud yaitu alat permainan yang dirancang khusus untuk #31
anak usia dini. Alat permainan tersebut dirancang berdasarkan kebutuhan untuk pengembangan potensi-potensi yang ada pada diri anak. Untuk itu alat permainan edukatif berbeda dengan alat permainan secara umumnya. Karena itu alat permainan untuk pendidikan anak usia dini memiliki beberapa ciri. Sebagaimana yang dikemukan oleh Zaman dkk, (2007) bahwa alat permainan edukatif untuk anak usia dini adalah:
1. Ditujukan untuk anak usia PAUD atau TK Maksudnya alat permainan yang dibuat hendaknya digunakan untuk anak usia PAUD atau TK bukan untuk anak SD yang usianya berbeda dengan anak PAUD. Kalau tidak sesuai dengan tingkat usia anak tentu tidak tepat sasaran dan bahkan akan dapat menyalahi dari ketentuan untuk pengembangan aspek perkembangan anak. Misalnya Puzzle, jumlah kepingan puzzle yang diberikan kepada anak usia 3-4 tahun itu akan berbeda dengan jumlah kepingannya dengan usia 5-6 tahun. Anak usia 3-4 tahun itu jumlah kepingannya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar dan sebaliknya untuk usia 5-6 tahun itu jumlah kepingannya lebih banyak dan ukurannya kecil.
2. Berfungsi untuk pengembangan aspek-aspek perkembangan anak PAUD atau TK Alat permainan yang dirancang atau dibuat harus dapat mengembangkan aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini. Untuk itu dalam pengembangan alat permainan edukatif harus paham tentang aspek perkembangan yang akan dikembangkan atau distimulus supaya APE nya tidak salah fungsi. Aspek-aspek yang dikembangkan adalah fisik (motorik halus dan kasar), emosi, sosial, bahasa kognitif, dan moral. APE yang dirancang untuk pengembangan kognitif hendaknya dapat digunakan untuk melatih daya nalar anak. APE seperti ini #32
dirancang dengan rancangan tertentu baik dari segi bentu, ukuran, dan warnanya. APE seperti ini dirancang khusus, sehingga kalau anak salah menggunakannya dia menyadarinya dan akan dapat membetulkannya. Contoh Lotto warna dan puzzle.
3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna. Maksudnya APE yang dibuat hendaknya dapat dimainkan atau dipergunakan dengan berbagai cara dan juga dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang merangsang anak untuk menemukan sesuatu yang baru. Selain itu, alat permainan tersebut harus memiliki fungsi ganda dalam pengembangan aspek perkembangan anak. Misalnya APE yang dibuat untuk pengembangan bahasa, namun APE tersebut tidak hanya pengembangan bahasa semata tapi harus bisa juga pengembanga fisik- motorik atau logika anak.
4. Aman bagi anak APE yang dikembangkan atau dibuat hendaknya aman bagi anak, maksudnya saat anak memainkannya tidak membahayakan bagi anak. Aman dari segi bentuk secara keseluruhan misalnya, tidak tajam, tidak runcing, dan tajam yang dapat melukai anak. Dari segi bahan yang digunakan juga tidak berbahaya misalnya dapat menimbulkan keracunan.
5. Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas Maksudnya setiap APE yang dibuat hendaknya dapat membangun atau menghasilkan sesuatu. Dengan anak memainkan APE tersebut anak dapat berimajinasi dan berkreasi menghasilkan sesuatu. Misalnya bermain lego #33
atau balok-balok. Berbeda dengan menonton TV atau mendengarkan radio yang membuat anak pasif yang hanya melihat atau mendengarkan saja.
6. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan Maksudnya adalah bahwa APE yang ditujukan untuk anak usia dini, saat anak memainkannya anak mendapatkan sesuatu bentuk yang baru dari APE tersebut. Dimana APE tersebut dapat ditata, disusun, di tumpuk, dijejer dan sebagainya. Seperti APE balok.
7. Mengandung nilai pendidikan Setiap APE yang dibuat hendaknya mengandung nilai pendidikan. Untuk itu dalam pengembangan APE harus jelas aspek pengembangannya dan juga usia yang menggunakan. Karena kalau tidak jelas aspek apa yang akan dikembangkan tentu terjadi proses pendidikannya. #34
Sumber:
Guslinda , Kurnia, R. (2018). Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Surabaya: CV. Jakad Publishing: Surabaya 2018. Hal. 31-34.
Leave a Reply