AsikBelajar.Com | R. Ibrahim dan Nana Syaodah. S; mengemukakan lima macam prinsip-prinsip belajar mengajar, sebagai berikut.
1. Prinsip Perkembangan
Di sekolah setiap anak didik mengalami proses perkembangan yang terus menerus. Dalam proses perkembangan itu, kemampuan anak didik berbeda-beda, disebabkan perbedaan usia dan tingkat kelas. Anak didik dengan usiai dan tingkat kelas yang lebih tinggi tentu memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari anak didik di bawahnya. Ini adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal oleh guru. Oleh karena itu, program pengajaran yang akan direncanakan oleh guru harus disesuaikan dengan tingkat usia dan jenjang kelas anak didik. Pemilihan bahan dan metode mengajar tidak bisa sembarangan. Penggunaan bahasa pengantar harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa anak didik. Sehingga anak didik dapat dengan mudah mengerti bahan pelajaran yang diberikan.
2. Prinsip Perbedaan Individu
Seorang guru yang menghadapi empat puluh orang anak didik di kelas, sebenamya bukan hanya menghadapi ciri-ciri satu kelas anak didik, tetapi juga menghadapi empat puluh perangkat ciri-ciri anak didik. Tiap orang anak didik memiliki pembawaaan pembawaan yang berbeda, dan menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang. masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila setiap anak didik memiliki ciri-ciri tersendiri. Ada anak didik yang badannya tinggi, kurus, sedang atau rendah, berbakat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat dalam mata pelajaran tertentu, tabah dan ulet atau mudah putus asa, periang atau pemurung, bersemangat atau acuh tak acuh dan sebagainya. …80
Guru perlu mengerti benar tentang adanya keragaman ciri-ciri anak didik ini. Baik dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan pembimbingan, guru hendaknya menyesuaikannya dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Dalam model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat dilakukan, karena cara belajarnya individual. Dalam pengajaran yang bersifat klasikal, seperti yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan’individu ini terbatas sekali. Tetapi bagaimanapun juga sesuai dengansifat bahan pelajaran dan kondisi kelas prinsip perbedaan individu ini perlu guru terapkan dalam kegiatan pengajaran.
3. Prinsip Minat dan Kebutuhan Anak
Setiap anak didik mempunyai minat dan kebutuhan sendiri.sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di desa, di daerah pantai berbeda dengan di pegunungan, anak yang akan bersekolah sampai perguruan tinggi berbeda dengan anak yang akan bekerja setelah tamat SLTA. Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap anak didik, sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab tumbuhnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, anak menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan sungguh-sungguh dalam belajar.
Anak-anak sekolah dasar sangat menyenangi cerita (dongeng). Sampai dengan kelas III mereka menyenangi cerita fantasi, sedangkan anak-anak kelas IV sampai dengan kelas VI menyenangi cerita-cerita yang lebih konkret, kepahlawanan, avonturir dan sebagainya. Guru dapat memanfaatkan minat dan kebutuhan ini dengan memberikan cerita-cerita yang berisi penanaman atau pengembangan nilai-nilai moral atau susila, Sampai dengan kelas IV sekolah dasar, anak …81
senang bermain. Dalam pelajaran olah raga sebaiknya lebih banyak digunakan permainan dari pada senam dan atletik.
4. Prinsip Aktivitas Anak Didik
Mengajar merupakan upaya yang dilakukankoleh guru supaya anak didik belajar. Dalam pengajaran, anak did’iklah yang menjadi subjek. Dialah yang belajar dengan melakukan kegiatan belajar._Agar anak didik berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajaran, yang menuntut anak didik banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti anak didik dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan anak didik hendaknya menarik minat anak didik, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya. Metode-metode yang banyak mengaktifkan anak didik di antaranya adalah metode eksperimen, demonstrasi, pemecahan masalah, diskusi, diskaveri, inkuiri, dan penugasan.
5. Prinsip Motivasi
Belajar memerlukan motivasi. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, termasuk belajar. Anak didik yang giat belajar karena didorong untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Karena terdorong untuk mendapatkan nilai yang tinggi itulah anak didik rajin belajar. Keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus anak didik penuhi. Oleh karena itulah diyakini bahwa motivasi dan kebutuhan mempunyai hubungan dalam belajar. Tidak dapat disangkal bahwa kebutuhan setiap anak didik bermacam-macam dan berpotensi melahirkan motivasi yang bervariasi dalam belajar. Sehingga tak heran di kelas ada anak didik tenentu senang dengan mata pelajaran tertentu dan’kurang senang dengan mata . pelajaran yang lain.
Aneka macam motivasi anak didik dalam belajar ini perlu guru manfaatkan sebaik-baiknya dalam pengajaran. Dengan cara melayani kebutuhan setiap anak didik, guru dapat membangkitkan motivasi …82
anak didik dalam belajar. Pastikan bahwa dengan usaha itu, tidak ada lagi anak didik yang tidak aktif belajar. Motivasi intrinsik merupakan pendorong utama dalam belajar setiap anak didik sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan pendorong pelengkap dari luar diri anak didik dalam belajar. …83
Sumber:
Djamarah, Syaiful Bahri, 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.Hal.80-83.
Leave a Reply