AsikBelajar.Com | Dimana ada kesulitan, disitu ada kemudahan. Kalimat tersebut sangat relevan dengan sengat yang terkandung dalam kurikulum merdeka.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akhirnya secara resmi meluncurkan ‘Kurikulum Merdeka’ sebagai sarana untuk mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).
Kurikulum ini memungkinkan guru untuk memilih dan menentukan format, materi, metode, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengajar siswanya. Guru diharapkan menjadi pendorong yang dapat menemukan dan memaksimalkan potensi siswanya. Semua siswa memiliki potensi dan bakat yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Pembelajaran yang bebas artinya guru dan siswa memiliki kebebasan untuk berinovasi dan belajar secara mandiri dan kreatif. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih fleksibel dan menyenangkan. Guru harus mampu mendidik siswanya secara maksimal.
Agar guru mampu menciptakan dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif, interaktif dan efektif bagi siswanya. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan, bakat, dan minatnya. Salah satu model pembelajaran yang digunakan pada masa pandemi ini adalah model pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Mau tidak mau, guru masa kini harus mampu menggunakan TIK-nya untuk mendidik siswa di masa pandemi dan era digital ini.
TIK sebagai alat untuk memfasilitasi perkembangan belajar siswa. TIK bukanlah sebuah mata pelajaran melainkan alat pembelajaran yang terintegrasi. Berikut ini adalah model pembelajaran inovatif dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Model Pembelajaran Blended Learning
Model Pembelajaran Blended Learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tradisional (tatap muka) dengan pembelajaran jarak jauh/online menggunakan berbagai media virtual/mid-reality. Siswa akan belajar kelas tatap muka dan belajar online di luar jam belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pembelajaran online ini dapat berbentuk forum diskusi, penugasan, atau kumpulan tugas. Ada empat konsep blended learning yang dikemukakan oleh Driscoll (2002).
Pembelajaran yang menggabungkan berbagai teknologi berbasis web untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran yang menggunakan kombinasi berbagai pendekatan seperti pendekatan perilaku, kemanusiaan, dan konstruktivis untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran yang menggabungkan instruksi tatap muka dengan berbagai format teknologi pembelajaran seperti videotape, CD-ROM, pelatihan berbasis web, dan film.
Menggabungkan teknologi pembelajaran dengan tugas-tugas kerja di dunia nyata untuk memberikan dampak yang bermanfaat pada pembelajaran dan tugas-tugas.
Selama implementasi, guru dapat menggunakan sistem manajemen pembelajaran (LMS). Moodle, Canvas, Google Classroom, Edmodo, Rumah Belajar Digital Classroom, Blog, dll. Layanan LMS ini dapat digunakan secara gratis dan berbayar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Blended learning dapat digunakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran antara guru dan siswa.
Model Pembelajaran Flipped Classroom
Seperti sebelumnya, flipped classroom adalah bentuk lain dari Blended Learning yang menggabungkan pembelajaran mandiri sinkron dan asinkron (melalui interaksi tatap muka dan virtual/online). Pembelajaran sinkron biasanya berlangsung di kelas secara real time. Di sisi lain, pembelajaran asinkron mirip dengan pembelajaran mandiri.
Dalam metode flipped classroom ini, perlu dilakukan tiga kegiatan pembelajaran: sebelum kelas dimulai (sebelum kelas), pada awal kelas (selama kelas), dan setelah kelas berakhir (di luar kelas).
Siswa secara individu menelaah materi yang akan dibahas sebelum pembelajaran dimulai di kelas. Pada tahap ini, mahasiswa diharapkan dapat mengingat dan memahami materi.
Dengan demikian, pembelajaran di kelas mempersiapkan siswa untuk mengaplikasikan (apply) dan menganalisis (analyze) materi melalui berbagai kegiatan kelas yang interaktif. Tentunya di bawah bimbingan seorang guru. Dengan mengamati atau mengawasi kegiatan belajar siswa dan memberikan umpan balik terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa untuk memperbaiki dan mendokumentasikan kemajuan belajar siswa.
Kemudian Mengevaluasi dan menyelesaikan tugas-tugas berbasis proyek tertentu sebagai kegiatan pasca kelas (Create). Untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang mereka pelajari selama pelajaran guru. Model ini mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis (critical thinking), bekerja sama (collaborate), berkomunikasi, dan berpikir kreatif dan inovatif (creative/innovative). meningkat. Guru tidak mengontrol waktu kelas. Interaksi yang lebih baik dan menyenangkan antara guru dan siswa.
Model pembelajaran flipped classroom cocok dengan aplikasi Merdeka ini pada kurikulumnya. Hal ini karena konsep model pembelajaran ini dapat menumbuhkan kemandirian pada diri siswa dan dapat diterapkan dengan sangat fleksibel dalam kondisi PTM yang serba terbatas ini.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Apalagi model pembelajaran berbasis proyek ini merupakan ciri khas dari kurikulum Merdeka. Mendukung pengembangan karakter sesuai profil pembelajaran Pancasila. Dalam prototipe kurikulum, sekolah diberi kebebasan dan kemandirian untuk menawarkan proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning).
Pembelajaran berbasis proyek juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini melibatkan istirahat dari konteks masalah dan menangani proyek atau kegiatan dunia nyata yang mengharuskan siswa untuk terlibat dalam penelitian dan pemecahan masalah saat mereka mengalami berbagai kendala kontekstual. Sehingga dapat menjadi problem solver sehingga dapat memperoleh kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja, di mana saja, tanpa mengenal waktu dan tempat. Jadi jika tujuan pembelajaran Anda tidak terpenuhi, Anda dapat memaksimalkannya dengan pembelajaran online. Model pembelajaran ini bisa menjadi solusi alternatif untuk memaksimalkan potensi siswa yang menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sumber: online dll
Leave a Reply