AsikBelajar.Com | Cara anak usia dini berkembang memiliki ciri tersendiri. Banyak pandangan yang dikemukakan para ahli tentang perkembangan anak usia dini ini. Salah satunya adalah prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (1997), yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan Aspek/Ranah Fisik, Sosial, Emosional, dan Kognitif Anak Saling Berkaitan DAN Saling Mempengaruhi Satu Sama Lain
Perkembangan dalam suatu aspek dapat bersifat membatasi atau mendukung perkembangan pada aspek lainnya. Misalnya, perkembangan fisik motorik anak dalam hal kematangan alat-alat ucap (artikulator), akan memudahkan anak dalam perkembangan bahasa khususnya dalam pengucapan berbagai kosakata. Sebaliknya, ketika anak sedang terfokus :untuk belajar berjalan, misalnya perkembangan bicaranya seolah-olah terhenti sejenak.
Implikasi dari prinsip ini bahwa seorang pendidik AUD harus mempersiapkan dan menggunakan pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak secara keseluruhan, tidak hanya terfokus pada salah satu aspek perkembangan saja. Misalnya. acara makan bersama untuk kelompok anak usia 2-3 tahun, dapat digunakan untuk mengembangkan aspek motorik dengan melatih anak makan sendiri (tidak …1.17.
disuapi), aspek bahasa dengan bertanya jawab tentang jenis makanan yang dibawa amu disediakan hari itu, aspek sosial dengan mempersilakan anakanak untuk saling berbagi makanan, aspek kognitif dengan mengenal warna makanan yang tersedia, dan seterusnya.
2. Perkembangan Fisik/Motorik, Emosi, Sosial, Bahasa dan Kognitif Anak Terjadi dalam Suatu Urutan Tertentu yang Relatif Dapat Diramalkan
Kemampuan. keterampilan dan pengetahuan anak dibangun berdasarkan pada apa yang sebelumnya telah diperolehnya. Meskipun terdapat berbagai variasi perkembangan anak sesuai kultur budaya setempat, namun secara umum urutan perkembangan tersebut mengikuti pola dan urutan tertentu yang dapat diperkirakan. Dengan demikian, perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan dimana pengalaman belajar dan ketercapaian tugas perkembangan pada suatu periode akan mendasari proses perkembangan berikutnya.
Implikasi dari prinsip ini bahwa seorang pendidik perlu menyiapkan lingkungan dan pengalaman belajar yang tepat dan sesuai dengan urutan dan pola perkembangan pada anak tersebut. Misalnya, untuk melatih perkembangan motorik halus, anak usia 1.2 tahun dapat diajak untuk merobek kertas tisu, lalu berlanjut kertas koran, kertas buku, sampai kertas yang cukup tebal. Setelah itu, anak (j; usia 3 tahun) dapat dilatih untuk menggunting, dimulai dari guntingan lurus, berkeliling, zigzag, sampai menggunting bentuk tertentu.
3. Perkembangan Berlangsung dalam Rentang yang Bervariasi Antar Anak dan Antar bidang Pengembangan dari Masing-masing Fungsi
Variasi ini terjadi dalam dua dimensi yaitu variasi dari rata-rata perkembangan dan variasi keunikan tiap anak sebagai individu. Variasi dari rata-rata perkembangan anak, artinya dalam menentukan urutan perkembangan, usia anak hanyalah merupakan indeks kasar yang sifatnya perkiraan saja sehingga kemungkinan akan terdapat variasi perkembangan di antara anak yang berusia sama. Sedang variasi keunikan perkembangan tiap anak, artinya tidak anak yang kembangannya sama persis meskipun anak kembar. Tiap anak akan memiliki keunikan tersendiri, yang dapat terjadi dalam hal kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang pengalaman atau latar belakang keluarga …1.18.
Implikasi dari prinsip ini bahwa kurikulum dan interaksi pendidik dengan anak sebaiknya mengakomodasi keunikan individu tersebut sehingga tidak mengutamakan pembelajaran yang sifatnya klasikal tapi mengutamakan pendekatan individual atau kelompok. Pendekatan kelompok dimungkinkan karena anak dapat dipertimbangkan sebagai anggota dari kelompok seusianya yang diharapkan berperilaku sesuai dengan norma kelompok yang telah ditentukan, setelah melakukan adaptasi terhadap variasi individual.
4. Pengalaman Awal Anak Memiliki Pengaruh Kumulatif dan Tertunda terhadap Perkembangan Anak
Pengalaman awal memiliki pengaruh kumulatif; artinya jika suatu pengalaman jarang terjadi maka hanya berpengaruh sedikit terhadap perkembangan anak. Sebaliknya, jika suatu pengalaman yang sama sering terjadi berulang-ulang maka akan berpengaruh kuat dan bertahan lama pada anak.
Pengalaman awal memiliki pengaruh tertunda, artinya suatu perlakuan tertentu yang diberikan pada anak pengaruhnya tidak langsung terasa saat itu juga, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama. Misalnya, upaya memberikan motivasi ekstrinsik pada anak (dengan memberikan permen atau hadiah lain) dapat sangat efektif untuk jangka pendek. Namun, dalam jangka waktu lama strategi ini justru akan memperlemah motivasi intn’nsik pada diri anak.
Implikasi dari prinsip ini adalah agar pendidik memberikan pengalaman awal yang baik, menyenangkan dan dilakukan sesering mungkin pada anak sehingga pengalaman tersebut akan membekas dalam jiwa anak dan dapat mempengaruhi perkembangannya secara positif.
5. Perkembangan Anak Berlangsung ke Arah yang Makin Kompleks, Khusus, Terorganisasi, dan Terinternalisasi
Artinya, anak secara bertahap belajar dari hal-hal yang sederhana dan konkret, kemudian berlanjm mempelajari hal-hal yang lebih sulit, banyak menggunakan simbol dan abstrak, misalnya melalui tulisan, gambar atau penjelasan. Anak juga mulai memahami dunia sekitarnya dengan lebih mendalam sehingga pemahaman ini menyatu (terintemalisasi) dalam dirinya. Misalnya, awalnya anak hafal berbagai benda yang ada di dalam rumahnya. lambat laun anak mulai paham tentang posisi, bentuk atau segala hal tentang berbagai benda tersebut secara terperinci. …1.19.
Implikasi dari prinsip ini bahwa pendidik diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengalami berbagai hal secara langsung (hands on aperience) dan menyiapkan lingkungan belajar yang bertahap dari konkret ke abstrak, dari mudah ke sulit sesuai tingkat usia dan pemahaman anak.
6. Perkembangan dan Cara Belajar Anak Terjadi dan Dipengaruhi oleh Konteks Sosial Budaya yang Majemuk
Konteks sosial budaya ini dimulai sejak dari lingkungan keluarga, pendidikan sampai masyarakat secara umum. Berbagai jenis lingkungan tersebut akan saling berhubungan dan semuanya berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Implikasi dari prinsip ini adalah pendidik dituntut untuk mempelajari jenis dan sifat lingkungan, di mana sebagian besar waktu anak dibesarkan, terutama jika lingkungan tersebut sangat berbeda kondisinya dengan lingkungan yang telah disiapkan guru. Di samping itu, perlu adanya kerja sama yang baik antara pihak guru di sekolah, orang tua di rumah dan masyarakat sehingga anak akan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangannya.
7. Anak adalah Pembelajar Aktif, yang Berusaha Membangun Pemahamannya tentang Lingkungan Sekitar dari Pengalaman Fisik, Sosial, dan Pengetahuan yang Diperolehnya
Anak berperan dalam perkembangan dan belajarnya sendiri saat anak berinteraksi dengan pengalaman sehari-harinya di rumah, sekolah atau masyarakat. Sejak lahir, anak telah terlibat secara aktif dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui berbagai pengalaman dengan dunia sekitarnya Pemahaman ini juga diperantarai oleh lingkungan sosialnya, terutama oleh lingkungan keluarga pada masa bayi dan 3 tahun pertama.
implikasi dari prinsip ini bahwa para pendidik diharapkan menyiapkan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk bereksplorasi dengan berbagai benda di sekitarnya, tidak terlalu membatasi ruang gerak anak aan menjadi ‘teman’ yang baik untuk anak tersebut. Anak perlu mend aatkan pengetahuan dengan melakukan ekcrlorasi dan eksperimen, agar ana dapat belajar melalui kesalahan. Seorang anak yang melakukan suatu kesalahan lalu secara konstruktif dia perbaiki sendiri sangat bagus bagi perkembangan mentalnya. Biarkanlah anak membangun hipotesisnya sendiri, melakukan …1.20.
percobaan dan berbagai manipulasi, mengamati, membandingkan hasil, mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya.
8. Perkembangan dan Belajar Merupakan Interaksi Kematangan Biologis dan Lingkungan, Baik Lingkungan Fisik maupun Lingkungan Sosial
Lingkungan fisik adalah berbagai benda atau peristiwa yang dapat diamati anak, sedang lingkungan sosial adalah manusia (anak maupun orang dewasa) di sekitar anak. Meskipun awalnya terdapat perbedaan pandangan tentang mana yang lebih dominan bagi perkembangan anak, keturunan atau lingkungan; saat ini diakui bahwa keduanya saling berinteraksi dalam perkembangan dan belajar anak. Perkembangan akan terjadi sebagai hasil dari proses hubungan sebab akibat antara individu yang berkembang (faktor keturunan) dengan berbagai pengalaman yang dia peroleh dari lingkungan fisik dan sosialnya (faktor lingkungan).
Implikasi dari prinsip ini bahwa pendidik (termasuk orang tua) berkewajiban untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak secara genetis, sejak dari dalam kandungan (misalnya masalah gizi). Selain itu pendidik juga diharapkan dapat menyiapkan lingkungan fisik yang mendukung perkembangan anak, serta menjadi unsur lingkungan sosial yang baik bagi anak. Pendidik juga perlu memberikan dukungan, arahan dan motivasi sehingga anak belajar berinteraksi namun tetap mandiri. Selain itu, anak perlu diberikan kegiatan secara berkelompok agar anak dapat belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman-temannya.
9. Bermain merupakan Sarana Penting bagi Perkembangan Sosial, Emosional, Kognitif Anak, dan Menggambarkan Perkembangan Anak
Meskipun bermain seolah-olah hanya untuk bersenang-senang bagi anak, namun bermain memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangannya. Manfaat bermain tersebut, antara lain memberikan kesempatan pada anak untuk memahami lingkungan dan berinteraksi sosial, mengekspresikan dan mengendalikan emosi, meningkatkan kemampuan simbolik anak dal menyatakan ide, pikiran dan perasaannya, menyelesaikan konflik mengembangkan kreativitas, dan lain-lain. Melalui bermain, anak dapat membangun pengetahuannya dan membangun kemampuan berpikir …1.21.
representatif. Orang dewasa juga akan meningka wawasannya tentang perkembangan anak dengan mengamati kegiatan bemain anak sehingga dapat memberikan dukungan bagi perkembangan tersebut dengan berbagai strategi yang dapat diterima anak. Oleh karena manfaatnya yang sangat besar, bermain digunakan sebagai prinsip dalam pendidikan dan pembelajaran anak.
Implikasi dari prinsip ini bahwa pendidik harus menggunakan prinsip bermain sambil belajar dalam menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak, menghindari pola Skolastik yang kaku di berbagai lembaga pengasuhan anak usia dini sehingga anak akan berkembang dengan optimal.
10. Perkembangan akan Mengalami Percepatan apabila Anak Berkesempatan untuk Mempraktikkan Berbagai Keterampilan yang Diperoleh dan Mengalami Tantangan Setingkat Lebih Tinggi dari Hal-hal yang Telah Dikuasainya
Teori motivasi menyebutkan bahwa seseorang, termasuk anak, cenderung malas dan tidak termotivasi ketika dihadapkan pada hal-hal yang terlalu sulit atau terlalu mudah. Hal-hal yang dianggapnya terlalu mudah akan membuatnya cepat bosan. Sedang hal-hal yang dianggapnya terlalu sulit akan membuat anak takut gagal sehingga ia mudah mengalami frustrasi. Sebaliknya. jika anak merasa tertantang pada suatu persoalan maka motivasinya akan meningkat. Hal ini akan menumbuhkan kecintaan pada belajar, rasa ingin tahu, dan perhatian yang tinggi untuk terus mencari ilmu.
Implikasi dari prinsip ini bahwa pendidik harus cemat dalam mengamati dan menentukan kompetensi yang telah dikuasai anak, minat dan kebutuhannya sehingga dapat menyiapkan tugas atau kegiatan baru yang _menantang bagi anak tanpa membuat mereka frustrasi. Pendidik juga perlu mencari strategi yang membuat anak tertarik dan memberikan peluang bagi anak untuk memecahkan persoalan.
11. Anak Memiliki Modalitas Beragam (Ada Tipe Visual, Auditif, Kinestetik atau Gabungan Dari Itu) untuk Mengetahui Sesuatu sehingga Dapat Belajar Hal yang Berbeda dengan Cara Berbeda PuIa dalam Memperlihatkan Hal-hal yang Diketahuinya
Prinsip perbedaan modalitas pada teori psikologi belajar menyebukan bahwa seseorang memahami lingkungan dengan banyak cara dan cenderung memilih cara belajar yang disukainya atau yang lebih kuat pengaruh: ya bagi dirinya. …1.22.
Implikasi dari prinsip ini bahwa pendidik diharapkan tidak hanya menyelenggarakan kegiatan yang hanya mengandalkan satu jenis modalitns saja. tetapi diusahakan ada variasi metode dan media sehingga berbagai modalitas dan gaya belajar anak dapat terlayani dengan baik.
12. Kondisi Terbaik Anak untuk Berkembang dan Belajar adalah dalam Komunitas yang Menghargalnya, Memenuhi Kebutuhan Fisiknya, dan Aman secara Fisik Maupun Psikologis
Kondisi demikian akan mendorong anak untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya secara optimal. Jika tidak ada tekanan psikologis, anak akan bebas bergerak, berperilaku dan menyatakan pendapat. Jika anak merasa aman secara fisik, dia akan terhindar dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. Anak usia dini memerlukan aktivitas fisik yang membuat mereka aktif, dan ini akan membantu pembentukan kepercayaan dirinya.
Implikasi dari prinsip ini bahwa kebutuhan fisik, sosial dan emosional anak perlu diperhatikan oleh pendidik dalam menyelenggarakan pembelajaran sehingga anak mendapatkan kondisi terbaik untuk berkembang dan belajar. Anak tidak dapat diminta untuk duduk diam mendengarkan ceramah dalam waktu yang lama, tetapi perlu diberi kesempatan untuk bermain, istirahat, dan belajar secara seimbang. Anak juga akan lebih cepat menguasai suatu konsep apabila indranya dilibatkan secara aktif dari pada sekadar mendengarkan penjelasan. Lingkungan belajar juga perlu terjamin keamanannya sehingga setiap anak merasa aman dan diterima oleh lingkungannya. …1.23.
Sumber:
Aisyah, Siti. 2008. Materi Pokok Perkembangan dan Konsep dan Pengembangnn Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 1.17-1.23.
Leave a Reply